Laman

Minggu, 24 Oktober 2010

LP Hernia Diafragmatika

HERNIA DIAFRAGMATIKA

A. Pengertian

Hernia diafragmatika ialah masuknya sebagian gaster melalui hiatus esofagus dari diafragma kedalam kavum toraksis. Oleh karena itu dapat disebut hiatus hernia. Hal ini dapat terjadi bilamana hiatus esofagus tersebut terlalu lebar. Terlalu lebarnya hiatus tersebut dapat timbul secara kongenital maupun mendaak. Sehingga dapat berakibat sebagian dari lambung masuk kavum toraksis. Pada yang mendadak misalnya oleh karena tekanan intra obdominal yang meninggi. Peninggian tekanan intra obdominal dapat dijumpai pada gravida, obesitas, asites, adanya tumor intra abdominal yang terlalu besar umpamanya pada kista ovarium dan lain-lain. Oleh karena itu lebih sering dijumpai pada kaum wanita dari pada kaum laki-laki dengan perbandingan rata-rata 3 : 1.

B. Klasifikasi

1. Hernia parastenal,

Yaitu sebagian kecil otot diafragma gagal berkembang dan biasanya terlihat di bagian anterior diafragma. Sebuah kantong peritoneum kecil yang mengandung gelung usus kemudian bisa masuk ke rongga dada diantara bagian sternalis dan kostalis diafragma.

2. Hernia esophagus

Diduga disebabkan oleh pendeknya esophagus congenital. Kardia dan bagian atas lambung tertahan di dalam rongga dada, dan lambung kemudian terjepit setinggi diafragma

Ada dua macam Hernia difragmatika :


a. Sliding hernia atau sliding type

Terjadinya bisa disebabkan bermacam-macam hal diantaranya :

  1. Esofagus terlalu pendek
  2. Atau esofagus tertarik keatas
  3. Dapat juga oleh karena otot-otot dan ligamen disekitar kardia lemah, sehingga kardia masuk ke dalam mediastinum
  4. Pada sliding hernia seringkali terjadi refluk asam lambung kedalm esofagus, biasa atau serng kali timbul regurgitasi
  5. Penting diketahui bahwa letak esofagogastrik junction diatas diafragma. Jadi letak gaster yang berupa kantong hernia dikaudal esophagus

b. Rolling hernia atau rolling type

Nama lain dari rolling hernia adalah para hiatal hernia, para esofageal hernia
Di sini letak esofagus pada posisi normal, demikian juga panjang esofagus dalam keadaan normal. Tapi kantung hernia terletak disebelah esofagus. Jadi sebagian dari lambung masuk kedalam rongga dada yaitu sebagai kantumh hernia. Jadi jelas bedanya dengan sliding hernia, di sini esophagogastrik junction tetap di bawah diafragma, dengan kata lain disini terdapt vulvulus parsiel dari lambung
Perbedaan lain ialah : pada rolling hernia, refluk dari asam lambung jarang terjadi. Pada rolling hernia karena kantong hernia menekan esofagus dari belakang, maka tidak akan terjadi regurgitasi. Kemungkinan besar pada rolling hernia seluruh fundus dari gaster masuk kedalam rongga dada

C. Etiologi

Hernia diafragmatika paling sering disebabkan oleh kegagalan satu atau kedua selaput pleura peritoneal untuk menutup saluran-saluran perikardioperitoneal selama kehamilan minggu ke 8.


D. Manifestasi Klinis

Gejalanya berupa:

1) Gangguan pernafasan yang berat

2) Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen) .

3) Takipneu (laju pernafasan yang cepat)

4) Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)

5) Takikardia (denyut jantung yang cepat)

6) Gerakan dada pada saat bernafas tidak simetris

7) Tidak terdengar suara pernafasan pada sisi hernia

8) Bising usus terdengar di dada

9) Perut teraba kosong.

10) Lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol melalui hernia.

11) Paru-paru pada sisi hernia tidak berkembang secara sempurna. Jika hernianya besar

12) Setelah lahir, bayi akan menangis dan bernafas sehingga usus segera terisi oleh udara. Terbentuk massa yang mendorong jantung sehingga menekan paru-paru dan terjadilah sindroma gawat pernafasan.


E. Patofisiologi

Rongga peritoneum dan pleura kemudian saling berhubungan di sepanjang dinding tubuh posteriol. Kelainan seperti ini yang dikenal sebagai hernia diafragmatika congenital, memungkinkan organ-organ dalam perut memasuki rongga pleura. Pada 85 – 90 % kasus, hernianya disisi kiri, dan gelung usus, lambung, limpa, dan bagian hati bisa masuk ke rongga dada. Karena kehadiran organ-organ perut di dalam dada, jantung terdorong ke anterior, sedangkan paru-paru tertekan dan sering mengalami hipoplasia.

F. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik, yaitu:

  1. Gerakan dada pada saat bernafas tidak simetris.
  2. Tidak terdengar suara pernafasan pada sisi hernia.
  3. Bising usus terdengar di dada.
  4. Perut teraba kosong..
  5. Rontgen dada menunjukkan adanya organ perut di rongga dada.
  6. Pemeriksaan CT Scan atau USG FAST untuk memastikan diagnosis rupture diafragma dan hernia diafragma.

G. Komplikasi

a. Gangguan Kardiopulmonal karena terjadi penekanan paru dan terdorongnya mediastinum ke arah kontralateral.

b. Sesak nafas berat berlanjut dengan asfiksia.

c. Mengalami muntah akibat obstruksi usus.

d. Adanya penurunan jumlah alveoli dalam pembentukan bronkus.

H. Pencegahan

Terpenuhinya nutrisi selama hamil seperti asam folat, vitamin B komplek dan protein.

I. Penatalaksanaan

a. Anak ditidurkan dalam posisi setengah duduk dan dipasang pipa nasogastrik yang dengan teratur dihisap. Diberikan antibiotika profilaksis.

b. Beri oksigen.

c. Rongent, USG, Fluoroskopi.

d. Bedah, transplantasi paru.

J. Pengobatan

Hernia diafragmatika diatasi dengan pembedahan darurat. Organ perut harus dikembalikan ke rongga perut dan lubang pada diafragma diperbaiki.

K. Prognosis

Prognosis dari hernia diafragma traumatika ini tergantung dari kecepatan dalam mendiagnosis dan pemilihan terapi yang tepat. Prognosis akan menjadi lebih buruk bila didapatkan tanda-tanda shock hemoragik pada saat pasien dating dan didapatkan trauma skor yang tidak baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar