Laman

Minggu, 24 April 2011

metode penelitian sampling and kerangka konsep

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan.
Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung diamati dan diukur. Konsep hanya dapat diamati atua diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep. Variabel adalah sesuatu yang berfariasi
Sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi se setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.


1.2 Tujuan
• Dapat mengetahui pengertian dari kerangka konsep dan sampling.
• Dapat menentukan langkah-langkah dalam proses sampling.
• Untuk mengetahui keuntungan dan criteria design dari sampling.
















BAB II
PEMBAHASAN


2. DEFINISI
2.1 Konsep

Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung diamati dan diukur. Konsep hanya dapat diamati atua diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep. Variabel adalah sesuatu yang berfariasi.

Contoh: Sehat adalah konsep; istilah ini mengungkap sejumlah observasi tentang hal-hal atau gejala-gejala yang mencerminkan kerangka keragaman kondisi kesehatan seseorang. Untuk mengetahui apakah seseorang itu “sehat” atau “tidak sehat” maka pengukuran konsep “sehat” tersebut harus melalui konstruk atau variabel-variabel, misalnya: tekanan darah, denyut nadi, Hbdarah, dan sebagainya. Tekanan darah, denyut nadi, Hb darah dan sebagainyaa ini adalah variabel-variabel yang digunakan untuk mengobservasi atau mengukur apakah seseorang itu “sehat” atau “tidak sehat”.

Sosial-ekonomi adalah suatu konsep, dan untuk mengukur sosial-ekonomi keluarga misalnya, harus melalui variabel-variabel: tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan keluarga itu.

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan.


2.2 Sampling
Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.Teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan pengambilan sebagian dari populasi. Jika sampling dilakukan dengan metode yang tepat, analisis statistik dari suatu sampel dapat digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan populasi. Metode sampling banyak menggunakan teori probabilitas dan teori statistika.

2.2.1 Langkah-langkah dalam proses sampling :
Menurut Tull dan Hawkins, proses sampling terdiri dari tujuh langkah berturut-turut :
















1. Defined the population
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam melakukan suatu kegiatan adalah menentukan populasi. Dan ada empat komponen dari populasi adalah elemen, unit sampling, tempat, dan waktu.
2. Specified sampling frame
Sampling frame ini memiliki tujuan untuk memaparkan secara jelas dan spesifikasi dari eemen populasi, serta dapat dibagi menjadi dua yaitu target populasi dan populasi sampling
3. Specified sampling unit
Merupakan unit dasar dari elemen populasi yang akan dijadikan sampel, tetapi kadang dapat berdiri sendiri menjadi komponen populasi atau merupakan unit sampling dari elemen populasi.
4. Specified sampling method
Metode sampling dapat dilakukan dengan teknik probabilitas dan non probabilitas. Dengan teknik probabilitas ini, dimana teknik sampling memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel, atau pengambilan sempel secara random atau acak. Teknik ini meliputi :
a) Sampling Acak Sederhana ( Simple Random Sampling)
Teknik ini dikatakan sederhana karena cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian apabila anggota populasi dianggap homogen.

Tabel Random

1534 7689 0985 5463
2356 1356 3417 0972
3466 1245 9842 8353
6578 0967 9815 7372
7879 2398 2864 1737
7845 5623 2936 0735
1245 7899 2853 2548
2341 1278 3529 2480

Hasil pemilihan dengan mempergunakan table random mulai dari atas ke bawah. Dan didapatkan hasil sebagai berikut : nomor : 34,56,66,78,79,45,45,41,89,85,63 dan sebagainya


b) Sampling Sistematik
Sampling sistematik biasanya digunakan dalam traffic survey atau marketing research. Ada beberapa peneliti menganggap sampling sistematik bukan merupakan sampling acak, padahal sampling sistematik merupakan sempling acak karena pemilihan pertama menggunakan random start dilakukan secara acak. Dan ada juga beberapa peneliti yang mengatakan bahwa sampling sistematik sebagai Quasi random sampling atau Pseudo random sampling.

c) Sampling Acak Stratifikasi ( Proportoinate Stratified Random Sampling )
adalah teknik yang digunakan apabila populasi memiliki anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional
.
d) Sampling Acak Tak Berstrata ( Disproportioner Stratified Random Sampling )
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tapi kurang proporsional.

e) Sampling Klaster ( Cluster Sampling )
Merupakan teknik sampling yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel jika objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara.
Sedangkan pada teknik Non Probability Sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang atau kesempatan tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Pemilihan elemen-elemen sampel didasarkan pada kebijaksanaan peneliti sendiri. Pada prosedur ini, masing-masing elemen tidak diketahui apakah berkesempatan menjadi elamen-elemen sampel atau tidak. Teknik sampling non peluang meliputi :
a) Sampling Kuota
Sampling kuota adalh teknik untuk menentukan sempel secara bebas dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

b) Sampling Aksidental
Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipadang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

c) Judgement Sampling
Adalah cara pengambilan sampel, yang bersedia dipilih berdasarkan tujuan. Dipilih berdasarkan unit analisis seorang ahli.
d) Pruposive Sampling
Adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Misalnya pada penelitian tentang disiplin pegawai, maka sempel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian saja.
e) Sampling Jenuh
Adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil.
f) Snowball Sampling
Adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.

5. Determine sampling size
Dalam menyusun suatu penelitian, sering kali timbul pertanyaan”berapa banyak jumlah sample yang harus ditetapkan”, ini tergantung dari jenis studi, homogenotas populasi, jenis sample, serta jumlah dana dan personil yang tersedia.
Untuk menentukan jumlah sample pada penelitian kesehatan, yang paling penting diketahui lebih dulu adalah factor=factor yang dapat mempengaruhi ukuran sample yaitu :
1. Category Outcomes
Berupa kategori yang akan dihasilkan oleh data penelitian, apakah itu berupa suatu variable kuantitatif seperti presentase dan nilai rata-rata, atau variable kualitatif berupa jawaban ya atau tidak, hidup atau mati, dan lain-lain.

2. Tests of Hypotheses
Apakah pada penelitian perlu adanya pembuktian hipotesis atau tidak, bila ada pembuktian hipotesis kita harus menentukan lebih dulu batasab-batasan untuk menerima atau menolak hipotesis null.

a. Type I error (alpha level)
Bila kita ingin menolak hipotesis null, kita harus menentukan lebih dulu batasan kemungkinan terjadi kesalahan atau level of significance dari studi.
b. Type II error (beta level)
Bila kita ingin menerima suatu hipotesis null, kita harus menentukan lebih dulu batasan kesalahan atau disebut type II error dari studi.

3. Power and Confidence Level
Tingkat kebenaran dalam menolak suatu hipotesis null pada studi disebut power of test, dan tingkat probabilitas dalam menerima hipotesis null suatu studi disebut confidence of test.

4. Jenis studi
Apakah jenis studi yang digunakan adalah deskriptif atau analitik, prospektife atau retrospektife, dan apakah sample yang dipakai untuk penelitian itu akan dilakukan randomisasi atau tidak, kesemua ini akan mempengaruhi ukuran sample yang ada.

6. Specified sampling plan
Yaitu merencanakan bagaimana keputusan-keputusan yang telah diambil dapat dilaksanakan secara baik dilapangan, meliputi kelengkapan perangkat lunak dan perangkat keras, misalnya kuesioner, pewawancara, alat transportasi, jadwal penelitian, dan sebagainya.

7. Select the sample
Melaksanakan pemilihan sample dilapangan disesuaikan dengan protocol penelitian yang telah disediakan.









2.2.2 Keuntungan dari sampling
Ada beberapa keuntungan dari sampling antara lain :
1. Data yang diperoleh lebih komprehensif dan representative, serta merupakan refleksi dari karakteristik populasi yang sedang diteliti.
2. Memerlukan dana serta tenaga pelaksana yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan sensus.
3. Mudah dikerjakan dan hasilnya dapat segera dievaluasi dan dianalisa.
4. Dapat menghilangkan bias seleksi dengan cara melakukan randomisasi.
2.2.3 Kriteria Desaign Sampling yang Baik
Desaign sampling baik jika memenuhi criteria sebagai berikut :
1. Sampel yang diperoleh harus benar-benar mewakili karakteristik dari populasi yang sedang diteliti.
2. Prosedur sampling harus sederhana dan oraktis sehingga mudah dilaksanakan dilapangan.
3. Efisien dan ekinomis serta dapat memberikan informasi selengkap-lengkapnya dengan biaya yang murah.
4. Jumlah sample yang ada harus adekuat sehingga dapat dipakai untuk keperluan generalisasi parameter populasi.










BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan ini dapat diambil kesimpulan bahwa, Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung diamati dan diukur.
Dengan demikian kerangka konsep dan sampling dapat digunakan untuk menentukan masalah utama dalam suatu metode penelitian. Oleh karena itu suatu kerangka konsep dan sampling sangat diperlukan untuk menyusun metode penelitian.

3.2 Saran
Dengan menggunakan kerangka konsep dan sampling diharapkan pembaca dan peneliti dapat memahami dan memberikan contoh yang nyata dan akurat sehingga hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut lebih bermutu atau berkualitas.














DAFTAR PUSTAKA


http://ta-tugasakhir.blogspot.com/2007/10/probability-sampling.html
http://zesy-rahantoknam.blogspot.com/2010/01/probability-sampling-dan-non.html







ttd insani miftachul janah dkk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar