Laman

Senin, 31 Januari 2011

Makalah tentang luka bakar

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI LUKA BAKAR
A. Luka bakar (combustio/burn)
adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict), zat kimia (chemycal), atau radiasi (radiation) .
Luka bakar merupakan bahaya yang potensil terjadi di setiap rumah tangga; banyak laporan menunjukkan, luka bakar oleh karena air panas/cairan panas adalah jenis yang paling sering terjadi pada anak. Bayi dan anak kecil lebih rentan terkena sebab rasa ingin tahu yang besar serta kulit mereka yang sangat sensitif.
Luka bakar yang kecil biasanya dapat ditangani dengan aman di rumah, tapi luka bakar yang cukup luas tentu saja memerlukan perawatan medis. Yang penting ialah melakukan tindakan pencegahan sederhana di rumah.
B. Tersiram air panas
Lepuh disebabkan oleh cairan panas dan menyebabkan kerusakan pada bagian epidermis saja, dengan pembentukan vsikel berisi air dan pengelupasan kulit. Namun anak yang masih kecil kadang mengalami keusakan seluruh ketebalan kulit akibat lepuh minor. Ada alasan kuat yang membatasi suhu maksimum air panas dirumah hanya sampai 54o C (129o F). kebanyakan lepuh terjadi di dapur : orang tua harus diberi tahu untuk menggunakan ketel listrik dengan gulungan lengkungan kawat pendek yang menurunkan risiko anak meraih dan ,menarik ketel.

2.2 ETIOLOGI
Berikut ini beberapa zat yang dapat menyebabkan cidera bakar.
 Api
 Cairan panas : Gula cair, air panas, minyak
 Benda padat panas: : Setrika, rokok, peralatan panas
 Uap panas : Uap air panas
 Bahan kimia :Air aki
 LIstrik
 Petir
 Radiasi : Sinar matahari

2.3 KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Beberapa faktor yang mempengaruhi berat-ringannya injuri luka bakar antara lain kedalaman luka bakar, luas luka bakar, lokasi luka bakar, kesehatan umum, mekanisme injuri dan usia. Berikut ini akan dijelaskan sekilas tentang faktor-faktor tersebut di atas:

A. Kedalaman luka bakar
Kedalaman luka bakar dapat dibagi ke dalam 4 kategori (lihat tabel 3) yang didasarkan pada elemen kulit yang rusak.
1. Superficial (derajat I), dengan ciri-ciri sbb:
• Hanya mengenai lapisan epidermis.
• Luka tampak pink cerah sampai merah (eritema ringan sampai berat).
• Kulit memucat bila ditekan.
• Edema minimal.
• Tidak ada blister.
• Kulit hangat/kering.
• Nyeri / hyperethetic
• Nyeri berkurang dengan pendinginan.
• Discomfort berakhir kira-kira dalam waktu 48 jam.
• Dapat sembuh spontan dalam 3-7 hari.
2. Partial thickness (derajat II), dengan ciri sbb.:
• Partial tihckness dikelompokan menjadi 2, yaitu superpicial partial thickness dan deep partial thickness.
• Mengenai epidermis dan dermis.
• Luka tampak merah sampai pink
• Terbentuk blister
• Edema
• Nyeri
• Sensitif terhadap udara dingin
• Penyembuhan luka :
 Superficial partial thickness : 14 - 21 hari
 Deep partial thickness : 21 - 28 hari
(Namun demikian penyembuhannya bervariasi tergantung dari kedalaman dan ada tidaknya infeksi).
3. Full thickness (derajat III)
• Mengenai semua lapisan kulit, lemak subcutan dan dapat juga mengenai permukaan otot, dan persarafan dan pembuluh darah.
• Luka tampak bervariasi dari berwarna putih, merah sampai dengan coklat atau hitam.
• Tanpa ada blister.
• Permukaan luka kering dengan tektur kasar/keras.
• Edema.
• Sedikit nyeri atau bahkan tidak ada rasa nyeri.
• Tidak mungkin terjadi penyembuhan luka secara spontan.
• Memerlukan skin graft.
• Dapat terjadi scar hipertropik dan kontraktur jika tidak dilakukan tindakan preventif.
4. Fourth degree (derajat IV)
Mengenai semua lapisan kulit, otot dan tulang.


B. Luas luka bakar
Terdapat beberapa metode untuk menentukan luas luka bakar meliputi
(1) rule of nine,
(2) Lund and Browder
(3) hand palm.
Ukuran luka bakar dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu dari metode tersebut. Ukuran luka bakar ditentukan dengan prosentase dari permukaan tubuh yang terkena luka bakar. Akurasi dari perhitungan bervariasi menurut metode yang digunakan dan pengalaman seseorang dalam menentukan luas luka bakar.
Metode rule of nine mulai diperkenalkan sejak tahun 1940-an sebagai suatu alat pengkajian yang cepat untuk menentukan perkiraan ukuran / luas luka bakar. Dasar dari metode ini adalah bahwa tubuh di bagi kedalam bagian-bagian anatomic, dimana setiap bagian mewakili 9 % kecuali daerah genitalia 1 % .
Pada metode Lund and Browder merupakan modifikasi dari persentasi bagian-bagian tubuh menurut usia, yang dapat memberikan perhitungan yang lebih akurat tentang luas luka bakar .
Selain dari kedua metode tersebut di atas, dapat juga digunakan cara lainnya yaitu mengunakan metode hand palm. Metode ini adalah cara menentukan luas atau persentasi luka bakar dengan menggunakan telapak tangan. Satu telapak tangan mewakili 1 % dari permukaan tubuh yang mengalami luka bakar.

Gambar derajat panas :




2.4 MANIFESTASI KLINIK














Gejala yang tampak bila mengalami cedera bakar dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Cedera bakar ringan
Cedera bakar hanya mengenai sebagian kecil permukaan tubuh dan tidak mengenai wajah dan kemaluan anak.
Tanda : terasa perih dan panas, kulit merah
2. Cedera bakar sedang
Cedera bakar mengenai hamper separo permukaan kulit, kecuali wajah dan kemaluan anak.
Tanda : terasa sakit bahka mati rasa karena urat saraf rusak, kulit melepuh.
3. Cedera bakar berat
Cedera bakar mengenai sebagian besar permukaan tubuh terasuk wajah dan kemaluan anak.
Tanda :
a) Kulit terasa sakit / nyeri
b) Kulit gosong dan melepuh
c) Gelisah sera kesadaran menurun
d) Bila terbakar karena tersambar petir atau sengatan lirtrik, timbul sesak nafas bahkan denyut jantung dapat berhenti
e) Bila Cedera bakar mengenai mata akibat terpercik oleh api pengelas, air api, soda api selain nyeri, mata akan mengucurka air, bola mata merah, kelopak mata sangat bengkak, dan sensitive terhadap sinar.

2.5 MANAJEMEN PERAWATAN LUKA BAKAR
A. PRE HOSPITAL
Seorang yang sedang terbakar akan merasa panik, dan akan belari untuk mencari air. Hal ini akan sebaliknya akan memperbesar kobaran api karena tertiup oleh angin. Oleh karena itu, segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll) orang itu agar api segera padam. Bila memiliki karung basah, segera gunakan air atau bahan kain basah untuk memadamkan apinya. Sedanguntuk kasus luka bakar karena bahan kimia atau benda dingin, segera basuh dan jauhkan bahan kimia atau benda dingin. Matika sumber listrik dan bawa orang yang mengalami luka bakar dengan menggunakan selimut basah pada daerah luka bakar. Janga membawa orang dengan luka bakar dalam keadaan terbuka karena dapat menyebabkan evaporasi cairan tubuh yang terekspose udara luar dan menyebabkan dehidrasi. Orang dengan luka bakar biasanya diberikan obat-obatan penahan rasa sakit jenis analgetik : Antalgin, aspirin, asam mefenamat samapai penggunaan morfin oleh tenaga medis.

B. HOSPITAL
Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus dicek Airway, breathing dan circulation-nya terlebih dahulu.
1. Airway - apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera pasang Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya trauma inhalasi antara lain adalah: riwayat terkurung dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung yang terbakar, dan sputum yang hitam.
2. Breathing - eschar yang melingkari dada dapat menghambat gerakan dada untuk bernapas, segera lakukan escharotomi. Periksa juga apakah ada trauma-trauma lain yang dapat menghambat gerakan pernapasan, misalnya pneumothorax, hematothorax, dan fraktur costae
3. Circulation - luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema. pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik karena kebocoran plasma yang luas. Manajemen cairan pada pasien luka bakar, dapat diberikan dengan Formula Baxter.
• Formula Baxter
1. Total cairan = 4cc x berat badan x luas luka bakar
2. Berikan 50% dari total cairan dalam 8 jam pertama, dan sisanya dalam 16 jam berikutnya

2.6 PENANGANAN LUKA BAKAR
Yang harus dilakukan :
1. Bukalah pakaian
Lepaskan semua atribut yang melekat, kecuali yang melekat di luka bakar. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam penanganan medis nantinya. Dan juga untuk menurunkn suhu tubuh, terutama jika luka bakar akibat panas lingkungan ( heat stroke).
2. Siram dengan air bersih
Ini bertujuan untuk melokalisir kerusakan jaringan agar tidak luas. Siram dengan air mengalir atau celupkan langsung ke bak mandi selama ± 10-15 menit, tergantung keadaan. Luka bakar akibat apapun inilah perawatan pertamanya. Jika terbakar akibat bahan kimia, air dapat sebagai penetral dari bahan asam atau basa tersebut. Namun paada luka bakar berat, bukan berarti harus disiram dengan air lebih lama. Justru sebaliknya, siram air secukupnya dan usahakan segera mendapatkan tindakan medis.
3. Mendapat perawatan medis secepatnya
Pada luka bakar berat, perlu mendapat perawatan medis sesegera mungkin, karena luka bakar akan mengkerut. Pada kasus tertentu, luka bakar akan berakibat pada tertutupnya jalan nafas, jika ini terjadi lama, bisa menyebabkan kematian. Selain itu tubuh juga kekurangan cairan, oleh sebab itu memerlukan cairan infuse agar tidak dehidrasi
Yang tidak boleh dilakukan :
1) Jangan melumuri dengan kecap, margarine, salep, dan lain-lain
Pasien dengan luka bakar yang datang kerumah sakit tidak jarang sudah dalam keadaan dilumuri kecap atau mentega, mereka beranggapan ini akan mengurangi panas dan nyeri. Ini menyulitkan dokter untuk melakukan tindakan medis karena bahan tersebut mengganggu proses pengobatan nantinya.
2) Jangan diperban
Pembalutan yang salah justru akan memperparah keadaan. Selain itu justru akan mempersulit proses pembersihan luka. Memang perban diperlukan untuk kasus tertentu, namun sebaiknya dlakukan oleh paramedic. Dalam kasus luka bakar ada 2 pilihan perawatan dibalut atau tidak.
3) Jangan menekuk tubuh
Posisi tubuh harus dalam menjauhi pusat luka, missal tangan, jari _ jari harus dalam keadaan terbuka, tidak boleh menggenggam.

2.8 PENANGANAN TERSIRA AIR PANAS
A. Pertolongan pertama tersiram air panas
1. Jangan panik
a. Bila bagian tubuh yang tersiram air panas tidak tertutup pakaian langsung siram secara perlahan dengan air dingin selama 10 menit.
b. Bila yang tersiram adalah yang tertutup pakaian siram langsung bagian tersebut, setelah itu baru buka pakaian si kecil dengan hati-hati. Bila sulit dilakukan gunting pakaian lalu siram lagi bagian yang terluka dengan air dingin.
c. Kompreslah dengan kain bersih yang telah dicelupkan pada air dingin sampai rasa sakit berkurang.
d. Tutup atau balut bagian tubuh yang luka dengan kasa steril untuk menghindari kemungkinan terjadinya infeksi. Sebelumnya oleskan salep khusus luka lepuh. Jangan balut terlalu kencang, balutan harus melewati bagian yang terluka.
2. Rendam bagian tubuh yang tersiram air panas selama 15-20 menit didalam air yang sejuk bukan air dingin, misalnya air kran. Air sejuk akan menghambat perluasan kerusakan jaringan dan juga sebagai pereda nyeri sementara.
B. Yang tidak boleh dilakukan
a) Jangan mengobati luka bakar dengan mengoleskan pasta gigi, kecap, mentega dan lain-lain karena dapat mengakibatkan infeksi dan membekas.
b) Jangan membalut luka dengan kapas karena akan melekat pada luka. Untuk luka bakar ringan (kemerahan tanpa melepuh) tidak perlu di tutup, untuk luka bakar sedang bisa ditutup dengan balutan kering atau kasa steril.
c) Jangan memecahkan gelembung kulit yang timbul akibat luka. Biarkan gelembung tertutup untuk mencegah infeksi.

2.9 Tindakan sesuai dengan tipe luka bakar dan tersiram air panas

1 komentar: