Laman

Minggu, 14 Oktober 2012

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI NY “L” UMUR 30 TAHUN P2A1 POST CURRETAGE HARI KE-6 DENGAN PARAMETRITIS DI RSUD SOSODORO DJATIKOESOEMO

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI NY “L” UMUR 30 TAHUN P2A1 POST CURRETAGE HARI KE-6 DENGAN PARAMETRITIS DI RSUD SOSODORO DJATIKOESOEMO Dosen Pembimbing : NINIK SULISTYANI,SST.M.Kes Oleh Endometrium : 1. Erna dwi martina 2. Ervina W.D 3. Erwin wijayanti 4. Heni sri handayani 5. Indah lestarini 6. Indrawati 7. Insani miftachul janah AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO PRODI D III KEBIDANAN TAHUN AKADEMIK 2011/2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyusun tugas makalah ASKEB IV PATOLOGI dengan materi ” PARAMETRITIS”. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada NINIK SULISTYANI,SST.M.Kes selaku dosen pembimbing ASKEB IV Patologi yang telah membimbing kami dalam penyusunan tugas ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas Askeb ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di waktu yang akan datang. Semoga tugas yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Bojonegoro, 07 Maret 2012 Penyusun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Parametrium adalah jaringan renggang yang dapat ditemukan disekitar uterus. Jaringan ini memenjang sampai ke sisi-sisi serviks dank e pertengahan lapisan-lapisan ligament besar. Parametritis merupakan infeksi pada jaringan pelvis. Parametritis ini dapat terjadi melalui beberapa jalan diantaranya adalah : Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi, terjadi qkibat pelebaran dari endometritis, penyebaran langsung dari luka pada serviks yang meluas dapat mencapai ke dasar ligamentum, serta penyebaran sekunder dari tromboflebitis. Pada parametritis yang ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari seminggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan parametritis. Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejala-gejala parametritis menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian dari parametritis? 2. Apa tanda dan gejala dari parametritis? 3. Apa penyebab dari parametritis? 4. Bagaimana cara mendiagnosis dari parametritis? 5. Bagaimana prognosis dari parametritis? 6. Bagaimana pencegahan, pengobatan dan penanganan dari parametritis? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui Pengertian dari parametritis 2. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari parametritis 3. Untuk mengetahui penyebab dari parametritis 4. Untuk mengetahui cara mendiagnosis dari parametritis 5. Untuk mengetahui prognosis dari parametritis 6. Untuk mengetahui pengobatan dari parametritis BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Parametrium adalah jaringan renggang yang dapat ditemukan disekitar uterus. Jaringan ini memenjang sampai ke sisi-sisi serviks dank e pertengahan lapisan-lapisan ligament besar. Parametritis merupakan infeksi pada jaringan pelvis. Parametritis ini dapat terjadi melalui beberapa jalan diantaranya adalah : 1. Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi 2. Terjadi qkibat pelebaran dari endometritis. 3. Penyebaran langsung dari luka pada serviks yang meluas dapat mencapai ke dasar ligamentum. 4. Penyebaran sekunder dari tromboflebitis. Proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Bila menjalar ke atas, pada perabaan dinding perut sebelah lateral di atas ligamentum inguinalis, atau pada fossa iliaka. Pada parametritis ringan dapat menyebabkan meningginya suhu saat nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari seminggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan parametritis. Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejala-gejala parametritis menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu dapat tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi secara menetap menjadi naik turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri, dan pada akhirnya terdapat parametrium yang kaku. Jika sampai terjadi abses, nanah harus dikeluarkan dikarenakan selalu ada bahaya bahwa abses mencari jalan ke rongga perut yang menyebabkan peritonitis, ke rectum, atau ke kandung kencing. 2.2 Tanda dan gejala 2.2.1 Suhu tinggi dalam beberapa waktu lalu naik turun 2.2.2 Teraba tahanan padat dan nyeri perut 2.2.3 Timbul abses 2.3 Penyebab 2.3.1 Dari endometritis dengan 3 cara : 2.3.1.1 Percontinuitatum : endometritis → metritis → parametitis. 2.3.1.2 Lymphogen 2.3.1.3 Haematogen : phlebitis → periphlebitis → parametritis 2.3.2 Dari robekan serviks 2.3.3 Perforasi uterus oleh alat-alat ( sonde, kuret, IUD ) 2.4 Diagnosis 2.4.1 Demam 2.4.2 Nyeri tekan pada kedua sisi atau salah satu abdomen 2.4.3 Nyeri tekan yang cukup terasa ketika pemeriksaan vagina 2.5 Prognosis Menurut derajatnya septicemia merupakan infeksi yang paling berat dengan mortalitas tinggi, dan yang segera diikuti oleh peritonitis umum. Pada Pelvioperitonitis dan Sellulitis pelvis bahaya kematian dapat diatasi dengan pengobatan yang sesuai. Abses memerlukan tindakan untuk mengeluarkan nanahnya. 2.6 Pengobatan Antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan infeksi nifas. Karena pemeriksaan-pemeriksaan ini memerlukan waktu, maka pengobatan perlu dimulai tanpa menunggu hasilnya. Dalam hal ini dapat diberikan penicillin dalam dosis tinggi atau antibiotika dengan spectrum luas, seperti ampicillin dan lain-lain. Disamping pengobatan dengan antibiotika, tindakan-tindakan untuk mempertinggi daya tahan badan tetap perlu dilakukan. Perawatan baik sangat penting, makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan hendaknya diberikan dengan cara yang cocok dengan keadaan penderita, dan bila perlu transfusi darah dilakukan. Pada sellulitis pelvika dan pelvioperitonitis perlu diamat-amati dengan seksama apakah terjadi abses atau tidak. Jika terjadi abses, abses harus dibuka dengan menjaga supaya nanah tidak masuk kedalam rongga peritoneum dan pembuluh darah yang agak besar tidak sampai dilukai. Pengobatannya antara lain: a) Antibiotic seperti benzilpenisilin yang ditambah dengan gentamisin dan mitronidazol b) Jika perlu diberi obat pereda nyeri seperti pethidine 50-100 mg tiap 6 jam c) Jika ibu tidak membaik dalam 2 atau 3 hari, ibu harus segera di bawa ke rumah sakit daerah. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Parametritis adalah infeksi yang terjadi pada alat genetalia interna wanita yang berbahaya jika tidak terdeteksi secara dini. Sehingga diperlukan pencegahan intensif meliputi: Keadaan gizi juga merupakan factor penting, karenanya diet yang baik harus diperhatikan, dan yang paling utama ialah kebersihan dari genetaliaitu sendiri. 3.2 Saran Dalam mengurangi angka kejadian parametritis sebaiknya para wanita menjaga personal hygine serta melakukan pemeriksaan secara rutin pada tenaga kesehatan,apalagi bila ada keluhan – keluhan yang dirasakan pada bagian perut dan alat genetalia. Mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi seimbang. DAFTAR PUSTAKA 1. http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/infeksi-nifas.html 2. http://info.g.excess.com/id/Askeb_%28Asuhan_Kebidanan%29/PARAMETRITIS_%28SELLULITIS_PELVIKA%29.info 3. http://irma1985.wordpress.com/2009/11/28/radang-genitalia-pada-wanita/ 4. http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/03/askep-ibu-dengan-gangguan-sistem.html 5. http://obstetriginekologi.com/salpingo-ooforitis-dan-parametritis ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “L” P2A1 DENGAN PARAMETRITIS Di RUANG NIFAS, RSUD SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO I. Pengkajian Tanggal: 30 Februari 2012, Jam : 09.00 WIB 1.1. DATA SUBJEKTIF a. Identitas klien Nama : Ny “L” Nama : Tn “T” Umur : 30 tahun Umur : 36 tahun Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/WNI Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Pekerjaan : Swasta Penghasilan : Penghasilan : - Alamat : Desa Kanor RT 08/02, Bojonegoro b. Keluhan Utama Ibu mengeluh nyeri pada perut bagian kanan. c. Riwayat kesehatan yang lalu Ibu demam sejak 6 hari yang lalu d. Riwayat kesehatan keluarga Tidak ada riwayat penyakit mrnular, turunan ataupun penyakit menahun. e. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas Kehamilan Persalinan Nifas No UK Tempt partus Pylt Jns psl Penol L/P BBL H/M Usia sekarang 1 9 bulan RS - Spt B Dr L 3500 gr H 6 tahun Normal 2 abortus RS - curretase Dr - - - - - f. Riwayat KB Ibu menggunakan KB jenis sntik 3 bulanan selama ± 5 tahun g. Pola kebiasaan sehari-hari No. Pola Selama sakit 1. Nutrisi Makan : makan 3x sesuai porsi di RS Minum : air teh ± 2 gelas, air putih 1 gelas 2. Eliminasi BAK : 1x /hari konsistensi agak keras, bau khas, warna kekuningan BAK : 5-6 x / hari bau khas, warna kekuningan. 3. Istirahat Siang : 30 menit s/d 1 jam Malam : 6 s/d 7 jam sesekali bangun 4. Kebersihan Pagi hari mandi, sore hari sibin. Ganti baju 2 kali. 5. Kebiasaan Ibu banyak berbaring selama ada di RS 6. Rekreasi - 7. Seksualitas - h. Latar belakang social budaya Ibu pantang makanan tertentu setelahdilakukan curettage. 1.2 DATA OBJEKTIF a. KU : baik b. Kesadaran : composmentis c. BB/TB : 58 kg/155 cm d. Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHg, S : 386 0C, N : 100 x/menit, RR : 24 x/mnt e. Muka : tidak oedem, tidak pucat f. Mata : konjunggtiva tidak anemis, sklera putih, pupil normal g. Hidung : tidak ada polip h. Telinga :tidak ada nanah / tanda infeksi, pendengaran normal i. Mulut : tidak ada caries, lidah bersih j. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar troid ataupun pembendungan vena k. Dada : tidak terdapat massa abnormal l. Perut : terdapat nyeri tekan prut bagian kanan. m. Genetalia : 1) Eksterna : bersih, tidak ada varices, tidak ada condiloma, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini dan kelenjar scene, lochea sanguilenta  30 cc. 2) Internal (inspekulo) : tidak ada pus, tidak nampak massa/tumor,lochea sanguilenta, 3) Portio : tertutup, tidak ada nyeri, teraba licin n. Ekstremitas : tidak oedem, tidak ada varises o. Laboratorium 1) Haematologi 2) Haemoglobin : 7g/dl (L : 13,4 – 17 ; p : 11,4 – 15) 3) Leococyt : 11.800 /mm3 (4800 – 10.700) 4) Erytrocyt : - 5) Trombocyt : 88.000/mm3 (150.000 – 350.000) 6) HB 12 gr/% p. USG terdapat infiltrate pada kanan uteri 1.3 ANALISA DATA P2A1 Post partum hari ke-6 dengan parametritis 1.4 PENATALAKSANAAN 1. Melakukan pendekatan pada klien dan keluarga, dengan berkomunikasi secara sopan dan santun serta komunikatif, ibu kooperatif dengan tenaga kesehatan. 2. Memberi tahu mengenai hasil pemerikasaan, TD:110/70, suhu: 370C, N: 88x/menit, RR: 21x/menit, KU ibu baik 3. Menganjurkan klien untuk tidak pantang makanan, seperti telur ataupun makanan yang bergizi lainnya, makanan bergizi baik untuk mempercepat proses pemulihan tenaga ibu setalah bersalin, ibu melakukan anjuran nakes. 4. Mengajarkan klien tentang personal hygiene, dengan membasuh genetalia dengan air biasa lalu dikeringkan, saat BAk gerakan tangan dari belakang ke depan, jika BAB gerakan tangan dari depan ke belakang, ibu memahami dan mengerti yang diajarkan oleh nakes 5. Menganjurkan keluarga untuk pemberian kompres air hangat, bila suhu ibu meninggi, keluarga melakukan anjuran nakes 6. Melakukan kolaborasi dengan tim medis, pemberian antibiotic sesuai advis yang diberikan oleh dokter, advis dijalankan.