Laman

Minggu, 24 Oktober 2010

Makalah sistem pencernaan

SISTEM PENCERNAAN

Proses pengubahan makanan yang dimasukkan kedalam tubuh umumnya melalui beberapa proses :
1. Proses mekanis : pemecahan oleh gigi ,pengadukan oleh lidah, dan pengadukan oleh lambung oleh otot dinding lambung
2. Proses fisis : pelarutan oleh air atau cairan yang dikeluarkan kelenjar-kelenjar pencernaan makanan
3. Proses kimiawi : pemecahan oleh enzin-enzim pencernaan yang mengubah dari molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil.
Proses pencernaan makanan meliputi beberapa tahapan sebagai berikut :
 Ingesti , pemasukan makanan kedalam tubuh
 Mestikasi , proses mengunyah makanan
 Deglutisi , proses menelan makanan
 Digesti , pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim
 Absorpsi , proses penyerapan
 Defekasi , proses pengeluaran

Saluran pencernaan :
mulut faring kerongkongan lambung usus halus usus besar rectum anus


a. Rongga mulut : dalam mulut makanan dicerna dalam 2 proses yaitu mekanik dan kimia. Beberapa alat pencernaan yang ada didalam mulut antara lain gigi, lidah, kelenjar ludah ( glandula salivalis )
1
1. Gigi
Susunan gigi pada anak usia 6 tahun berjumlah 20 (gigi susu), dengan susunan sebagai berikut :
a. Gigi seri (dens insisivus), ada 8 buah yang fungsinya memecah makanan
b. Gigi taring (dens caninus) ada 4 buah yang fungsinya merobek makanan
c. Gigi geraham kecil (dens premolar) ada 8 buah yang fungsinya mengunyah makanan

SUSUNAN GIGI SUSU
Ket :
M0 P2 C1 I2 I2 C1 P2 M0 M : molar (graham besar)
P : premolar (graham kecil)
M0 P2 C1 I2 I2 C1 P2 M0 C : caninus (gigi taring)
I : insisivus (gigi seri)
Susunan gigi (gigi tetap) pada anak usia 6-14 tahun

Ket :
M3 P2 C1 I2 I2 C1 P2 M3 M : molar (graham besar)
P : premolar (graham kecil)
M3 P2 C1 I2 I2 C1 P2 M3 C : caninus (gigi taring)
I : insisivus (gigi seri)

2. Lidah
Lidah tersusun atas otot lurik yang dilapisi epithelium yang sangat banyak yang mengandung kelenjar lender (mukosa) dan reseptor (tunas) pengecap (perasa). Fungsi lidah antara lain :
 Membantu mengaduk makanan dalam mulut
 Membantu proses menelan
 Berbicara
 Indra pengecap

2
3. Kelenjar ludah
 Glandula parotis (letak didekat telinga) mensekresikan ludah yang mengandung enzim ptyalin (amylase)
 Glandula submaksilaris (letak dibawah rahang atas) mensekresikan ludah yang mengandung air dan lendir
 Glandula submandibularis (latak diawah lidah) mensekresikan ludah yang mengandung air dan lender
Ludah mengandung Na-karbonat, Na-fosfat, leukosit, enzim lisozim, dan enzim ptyalin (bekerja pada suasana netral mengubah amilum menjadi glukosa dan maltosa). Fungsi ludah :
 Membasahi makanan
 Mencerna secara kimia amilum menjadi glukosa
 Membunuh mikroorganisme
 Sebagai buffer (larutan penyangga)

b. Faring
Faring merupakan batas antara rongga mulut dan kerongkongan. Makanan yang telah dicerna akan masuk kerongkongan melalui proses deglutisi melewati faring.

C. Kerongkongan (Esofagus)
Dinding kerongkongan terdiri atas 3 lapisan :
1. Tunika mukosa : menghasilkan mucus/lender
2. Tunika submukosa : terdapat jaringan ikat kolagen dan elastis, ujung kapiler darah, dan ujung saraf
3. Tunika muskularis : mengandung otot polos dan jaringan ikat
Lapisan otot pada kerongkongan tersusun secara memanjang dan melingkar. Dengan susunan yang demikian bila terjadi kontraksi otot secara bergantian akan menimbulkan gerakan peristaltic yang mendorong makanan mencapai lambung. Waktu yang diperlukan bolus dari kerongkongan hingga kelambung adalah 6 detik.


3
d. Lambung (Ventrikulus)
3 bagian dalam lambung :
1. Kardiak (bagian atas lambung) : yang berbatasan dengan kerongkongan
2. Fundus (bagian tengah lambung) : merupakan bagian badan
3. Pilorus (bagian bawah lambung ) : yang berbatasan dengan usus halus
Dalam lambung terjadi pencernaan secara kimiawi oleh getah lambung. Getah lambung terdiri atas air, garam organic, unsur yang tersusun atas zat lendir, HCL/asam lambung, dan enzim-enzim pencernaan (rennin dan pepsinogen).
Fungsi HCL lambung :
1. Merangsang keluarnya seketin
2. Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin untuk memecah protein
3. Desinfektan
4. Merangsang keluar homon Kolesistokinin yang merangsang empedu mengeluarkan getahnya

e. Usus Halus (Intestinum Tenue)
Panjangnya kira-kira 6-8 meter. Yang terbagi dalam 3 bagian yaitu :
a. Duodenum (usus 12 jari), panjangnya 25 cm
b. Jejunum (usus kosong), panjangnya 7 M
c. Ileum (usus penyerapan), panjangnya 1 M

4
Ada 3 getah usus (sucus entericus) :
1) Cairan empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan,yang mengandung garam empedu yang berperan dalam pencernaan makanan.
 Air , berguna sebagai pelarut utama
 Mucin , untuk membasahi dan melicinkan isi duodenum agar tidak terjadi iritasi pada dinding usus
 Garam empedu mengandung natrium karbonat,garam empedu ini berfungsi untuk mengemulsikan lemak
2) Getah pankreas
Ada beberapa beberapa enzim :
 Protease
Tripsinogen,kimotripsinogen,peptidase
 Lipase
 Amilase
 Nuklease
 NaHCO3

3) Getah dari dinding usus halus
Dinding usus halus mensekresi beberapa enzim :
 Enterokinase
 Erepsi
 Sukrase
 Maltase
 Lactase
 Lipase
 Nuclease




5
e. Usus besar (Intestinum crassum)
Sisa makana yang ada diusus besar dalam pencernaannya dibantu oleh bakteri E.coli. dan berada di usus selama 1-4 hari. Selanjutnya dengan gerakan peristaltic didorong ketempat penampungan tinja yang siap keluar melalui rectum.





Gangguan dan kelainan system pencernaan :
1. Apendikitis : radang pada usus buntu
2. Diare : Feses yg sangat cair akibat peristaltic yang terlalu cepat
3. Konstipasi : kesukaran dalam proses defekasi(BAB)
4. Maldigesti : terlalu banyak makan yang merangsang lambung
5. Parotitis : neksi pada kelenjar parotis
6. Tukak lambung/maag :radang pada dinding lambung.
7. Xerostomia : produksi air liur yang sangat sedikit.

Gangguan pada system pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah,infeksi bakteri, kolik(rasa nyeri), dan kelainan alat pencernaan. Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung , seperti alcohol dan cabe yang mengakibatkan nyeri.



6
Penutup

Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memudahkan kepada kami dalam penyusunan makalah”Anatomi Sistem Pencernaan”. Semoga makalah ini dapat menjadi sumber acuan dalam belajar system pencernaan.
Kami sebagai penyusun mohon maaf bila dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari teman-teman semua.
Wassalamualaikum Wr.Wb






Penyusun

makalah perawatan luka

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
tinfeksi. Luka yang sering di temukan adalah luka yang bersih tanpa kontaminasi,missal luka insisi yang tertutup, luka-luka yang melibatkan saluran kemih, missal cecio caesaria dibawah sekmen bawah. Oleh karena itu bidan harus pula mengetahui dan terampil dalam melakukan perawatan luka pasca operasi.
Dalam pengkajian luka harus memperhatikan kondisi klinis ibu, waktu dan tempat operasi serta tampilan perawatan luka.
Keputusan untuk membalut luka kembali juga harus mencakup keputusan apakah kebersihan luka merupakan tindakan yang di identifikasi. Bila luka perlu di bersihkan dan dibalut ulang perawatan hrus dilakukan dengan teknik bersih dengan air atau normal salin. Bila luka tampak terinfeksi perlu dilakukan rujukan.

B. Tujuan
Perawatan luka operasi bertujuan untuk meningkatakan proses penyembuhan jaringan dan mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka oleh karena itu bidan harus terampil dan melakukan perawatan luka pasca operasi.

























BAB 2

PEMBAHASAN.

Pengertian

Merupakan tindakan untuk merawat luka dan melakukan pembalut dengan tujuan mencegah infeksi silang ( masuk melalui luka ) dan mempercepat prose penyembuhan luka.

1. Tahap respon inflantasi akut terhadap cedera. Tahap ini dimulai saat terjadinya luka
2. Tahap destruktif, pada tahap ini terjadi pemberian jaringan yang mati oleh leukosit polimer fenuklear dan makrofag
3. Tahap poliferatif, pada tahap ini pembuluh darah baru diperkuat oleh jaringa ikat dan mengifultasi luka.
4. Tahap maturasi, pada tahap ini terjadi reepitalisasi, kontraksi luka dan organisasi jaringan ikat

Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Vaskularisasi, mempengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan perbaikan sel
2. Anemia ,memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang cukup.
3. Usia , kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan,kematangan usia seseorang.
4. Nutrisi,merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel terutama karena kandungan zat gizi yang terdapat didalamnya.
5. Kemungkinan,obat-obatan,merokok dan stress,mempengaruhi proses penyembuhan luka.

Perawatan Luka Insisi

Luka insisi dibersihkan dengan alcohol dan larutan suci hama(larutan betadine dan sebagainya),lalu ditutup dengan kain penutup luka,secara penodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan.Dibuat pula catatan kapan benang/orave,dicabut dan dilonggarkan.Diperhatikan pula apakah luka sembuh perprinum atau dibawah luka terdapat eksudat.

Penatalaksanan luka dengan eksudat :
1. Luka dengan sedikit eksudat di tutup dengan band and operative dressing.
2. Luka dengan eksudat sedang di tutup dengan tegal filmated swabs atau dengan pembalut luka lainnya.
3. Luka dengan eksudat banyak ditutup dengan surgipad atau di kompres dengan cairan suci hama lainnya.
Untuk memberikan kenyamanan dan kebebasan bergerak bagi penderita, sebaiknya di pakai gurita.



4. Komplikasi luka insisi :
1. Sebagai luka sembuh dan tertutup baik, sebagian lagi dengan eksudat sebagian lagi dalam sejumlah sedang atau banyak akan keluar melalui lubang-lubang(fisdel)
2. Luka terbuka sebagian bernanah dan berinfeksi
3. Luka terbuka seluruhnya dan usus kelihatan

- Tempat perawatan pasca operasi atau bedah , setelah tindakan di kamar operasi , penderita dipindahkan dalam kamar rawat (recovery room) yang di lengkapi dengan alat pendingin kamar udara setelah beberapa hari. Bila keadaan penderita gawat, segera pindahkan ke unit kamar darurat(intensive care unit)

- Pemberian cairan
Karena selama 24 jam pertama penderita Puasa Pasca Operasi (PPO), maka pemberian cairan perinfus harus cukup banyak perban mengandung elektrolit yang diperlukan, agar jangan terjadi hipertemia, dehidrasi, dan komplikasi pada organ-organ tubuh lainnya.

- Nyeri
Sejak penderita sadar, dalam 24jam pertama. Rasa nyeri masih dirasakan di daerah operasi, untuk mengurangi rasa nyeri di berikan obat-obatan anti septic dan penenang seperti suntikan intramuskuler pthidin dosis 100-150 mg atau morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus atau obat lainnya.

- Mobilisasi
Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalan-jalannya penyembuhan penderita, kemajian mobilisasi bergantung pula pada jenis-jenis operasi yang di lakukan oleh komlikasi yang mungkin di jumpai. Secara psikologis hal ini memberikan pula kepercayaan pada si sakit bahwa ia mulai sembuh.
Perubahan gerakan dan posisi yang harus di terangkan kepada penderita atau keluarga yang menunggunya.
Mobilisasi berguna untuk mencegah terjadinya trombisis dam emboli sebaiknya, bila terlalau dini melakukan mobilisasi dapat mempengaruhi penyembuhan operasi, jadi mobilisasi secara teratur dan bertahap serta di ikuti dengan istirahat adalah yang paling di anjurkan.

- Pemberian obat-obatan :

-Antibiotik,kemoterapi dan antiflamasi
Cara pemilihan dan pemberian anti biotika sangat berbeda-beda disetiap institut, bahkan dalam satu institutepun masing-masing dokter mempunyai cara dan pemilihan yang berlainan.

Sebagai pedoman umum kira-kira sebagai berikut:

1.Sebelum melakukan uji biakan (culture test) dan uji kepekaan (sensitive test), pilihan antibiotika. Pilihan antibiotika. Pembunuh kuman gram negative sebagai obat peroral atau sebaliknya.
2. Setelah hasil uji-makan dan uji kepekaan di terima, berikan obat dengan berpedoman dengan misi uji laboratorium tersebut dengan cara seperti diatas.
3. Posisi obat harus tepat dan akurat serta bersifat spektrum luas (Groad – Spektrum).
4. Obat-obat pencegah perut kembung.
Untuk mencegah perut kembung dan untuk memperlancar kerja saluran pencernaan dapat diberikan obat-obatan secara subkutan dan peroral, diantaranya : plasil, perim peran, prostigmin, dan sebagainya. Apabila terjadi distansi abdomen, yang ditandai dengan adanya perut kembung dan meteorimus, dilakukan dekompresi dengan pemasangan pita rektal dan pita hasal. Boleh juga diberikan supporitoria bisa codyl, 36 jam pasca bedah.

5.Obat-obatan Lainnya.
Untuk meningkatkan vitalis dan keadaan umum penderita dapat diberikan roboronsia, obat anti inflamasi, atau bahan tranfusi darah pada penderita yang anemis.

6.Perawatan Putih.
Setelah selesai operasi, dokter bedah dan anestesi telah membuat rencana pemeriksaan rutin atau (check up) bayi penderita pasca bedah yang diteruskan kepada dokter atau nakes lain.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan dan pengukuran, yang diukur adalah:
• Tekanan darah
• Jumlah nadi per menit
• Frekuensi pernafasan per menit
• Jumlah cairan masuk dan keluar (urine)
• Suhu badan
• Pemeriksaan lainnya menurut jenis operasi kasus periksaan dan pengukuran tersebut sekurang-kurangnya dilakukan setiap 4 jam sekali dan dicatat dalam status penderita.


B.Peralatan dan Perlengkapan

1. Pinset anatomi
2. Gunting dan plester
3. Kapas sublimar
4. Bak instrument dan handscoon
5. Bengkok
6. Waskom berisi larutan klorin
7. Kassa steril
8. Troli
9. Tempat tidur
10. Perlak
11. Larutan Nacl 0,9 %
12. Betadine
13. Kapas alcohol
14. Peralatan cuci tangan


C. Prosedur Kerja

1. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan.
2. Siapkan bahan dan alat secara ergonomis.
3. Pasang sampiran.
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
5. Pasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan dilakukan perawatan.
6. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
7. Pakai sarung tangan (handscoon).
8. Olesi plester dengan kapas alcohol, agar mudah dan tidak sakit saat plester dibuka.
9. Buka plester dan kasa dengan menggunakan pinset, buang dalam bengkok.
10. Kaji luka (tekan daerah sekitar luka, lihat sudah kering atau basah.
11. Bersihkan luka dengan larutan antiseptic atau larutan gram faal.
12. Buang kasa yang telah digunakan kedalam bengkok.
13. Keringkan luka dengan menggunakan kassa yang baru.
14. Berikan salep antiseptic.
15. Tutup luka dengan kassa dan memasang plester.
16. Rapikan pasien.
17. Bereskan alat.
18. Lepas sarung tangan (masukkan kedalam Waskom berisi larutan klorin 0,5% selama 10 menit ).
19. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk.
20. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
















PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan luka operasi
Merupakan tindakan untuk merawat luka dan melakukan pembalutan dengan tujuan mencegah infeksi slang ( masuk melalui luka ) dan mempererat proses penyembuhan luka.
 Proses penyembuhan luka
1. Tahap Respon
2. Tahap destruktif
3. Tahap poliferatif
4. Tahap masturbasi
 Faktor –faktor yang mempengaruhi
1. Faskularisasi
2. Anemia
3. Usia
4. Nutrisi
5. Kegemukan

B. Saran

























DAFTAR PUSTAKA

1. KDPK, Yuni _ Kusumawati, S.SIT.2008. Fitramanya. YOGYAKARTA.
2. KDPK Kebidanan , Musrifasul Uliyah, A.Aiz Alimun Hidayat . 2006 , Salemba Medika Jakarta
3. Sinopsis Obstetri Edisi 2. PT. Rustam Mochtari ECG. 1998 Jakarta

makalah tentang imunologi

Imunologi
Imunologi termasuk pencegahan. Pencegahan sendiri ialah sengaja memberikan kekebalan atau imunitas pada anak, sehingga anak tersebut, walaupun kemudian mendapat infeksi tidak akan meninggal atau menderita cacat ( sequilae ). Umumya, anak yang telah imun bereaksi secara berikut :
1. Tidak sakit sama sekali
2. Sakit tapi ringan sekali, sehingga tidak mengakibatkan cacat dan tidak meninggal. Cacat inilah yang akan membebani tidak hanya nak tersebut namun orangtua serta masyarakat selama anak masih hidup. Anak caca tentunya tidak bisa hidup sendiri namun tergantung pada orang tua dan masyarakat sekitarnya.
Imunitas sendiri dibagi menjadi 2hal berdasarkan asal mulanya. Ke dua hal tersebut ialah :
1. Kekebalan pasif
2. Kekebalan aktif
Kekebalan pasif ada bila tubuh anak tidak bekerja membentuk kekebalan, tetapi hanya menerimanya saja. sedangkan Kekebalan aktif ialah tubuh anak menghasilkan imunitas sendiri. Baik pasif atau aktif, masing-masing berlangsung alami, biasanya bawaan ( congenital) atau didapat ( acquired ).
Imunitas pasif bawaan (passive congenital immunity)
Terdapat pada bayi baru lahir (neonatus)sampai bayi berumur 5 bulan. Neontus mendapatkannya dari ibu sewaktu didalam kandungan, yaitu berupa zat anti(antybodies) yang melalui jalan darah ke plasenta.
Kadar Ig G & I g M
Ig
I g G ibu


I gG produksi anak sendiri
O 1 2 3 4 5 6 17 18
Bulan tahun
Gambar 1. System imunitas pada anak

Zat anti itu berupa globulin gamma yang mengandung imunitas seperti yang juga dimiliki oleh ibu. Namun, zat antibody itu lambat laun akan lenyap ari tubuh bayi. Dengan demikian sampai umur bayi kurang lebih berumur 5 bulan, bayi dapat terhindar dari beberapa penyakit infeksi, misalnya difteria, campak (meales) dan lain-lain.
Imunitas terhadap difteria dapat dibuktikan dengan Uji Schick, yaitu dengan menyuntikkan toksin difteri intrakutan. Bila bayi masih mempunyai zat anti maka hasil reaksi akan negative. Pada trimester 1 dari sejumlah bayi yang diperiksa, hanya terdapat 6,2% saja yang menunjukkan hasil uji schick positif dan selanjutnya lambat laun meninggkat sampai 79,6% pada trimester IV.
Terhadap campak, bayi masih dapat dikatakan masih mempunyai kekebalan pasif bawan hingga usia 7 bulan. Kekebalan seperti ini sebenarnya juga ada terhadap tetanus, pertusis, kokus, dan tifus abdominalis, namun jumlahnya sedikit sekali sehingga bayi tidak dapat terindar dari infeksi-infeksi tersebut.
Imunitas pasif didapat (passive acquired immunity)
Zat anti didapatkan oleh anak dari luar dan hanya berlangsung pendek, yaitu 2-3 minggu karena zat anti ini akan dikeluarkan lagi oleh anak. Bahan zat ani demikian dapat berupa globulin gamma murni yang didapat dari darah orang yang pernah mendapat penyakit, misalnya campak. Sebenarnya tidak hanya globulin gama murni yang dapat digunakan, tetapi darah atau serumnya dapat pula dipakai untuk disuntikkan (intramuskulus), tetapi tentunya dalam hal yang terakhir ini diperlukan jumlah yang lebih banyak. Contoh lain ialah pemberian serum tetanus.
Efek samping
Umumnya serum yang diberikan untuk pemberian imunitas pasif seperti diuraikan diatas. Serum ini biasanya diperoleh dari binatang seperti kuda, kerbau sehingga mengandung protein asing yang dapat menyebabkan efek samping berupa :
1. Reaksi Atopik (atopic reaction). Reaksi ini terjadi beberapa menit sesudah penyuntikan pertama dan kelainan yang terjadi dapat berupa renjatan (shock) berat, gatal seluruh badan, urtikaria pada tempat suntikan yang kemudian dapat meluas, gelisah, pucat, sianosis, dispnu serta dapat terjadi kejang dan bahkan kematian. Untuk mengatasi keadaan ini hanya suntikan adrenalin dankortikosteroid yang dapat menolong.
2. serum sickness. Masa tunas 6-24 hari gejala-gejala dapat berupa panas, urtikaria, eksantema, muntah berak. Yang membahayaka ialah bila urtikaria atau oedema terjadi didaerah glottis, sehingga akan terjadi penyumbatan jalan nafas. Pengobatan yang dapat diberikan antara lain : adrenalin, kortikosteroid, antihistaminikum.
3. Reaksi terhadap suntikan ulangan
• Reaksi anafilaksis masa tunas beberapa menit sampai 24 jam. Gejala sama dengan reaksi atopic atau lebih ringan.
• Accelerated reaction. Masa tunas 1-5 hari. Gejala sama dengan serum sickness.
Jelaslah bahwa penyuntikan serum, baik profilaksis maupun terapeutik dapat berubah. Oleh karena itu bila anak diketahui menderita alergi atau pernah mendapat suntikan serum sebelumnya, maka perlu ditentukan lebih dahulu apakah anak telah mempunyai alergi terhadap serum yang akan disuntikkan.
Cara penentuan danya alergi ini dilakukan dengan uji kulit dan mata (skin and eye test) sebagai berikut :
UJI KULIT
0,1ml cairan serum 1/10 disuntikkan intrakutan. Tunggu 15 menit. Dinyatakan positif bila terjadi infiltrate dengan garis tengah lebih dari 10mm.
UJI MATA
1 tetes cairan serum 1/10 diteteskan pada mata. Tunggu 15 menit. Dinyatakan positif bila mata terjadi bengkak dan merah
Bila uji kulit dan mata tersebut positif, maka penyuntikan serum harus menurut cara Besredka, yaitu : 0,1 ml serum dalam 1 ml air garam fisiologis disuntikkan subkutan; tunggu ½ jam, kemudian 05 ml serum dalam 1 ml air garam fisiologis disuntikkan subkutan; tunggu ½ jam, selanjutnya sisa serum disuntikkan intramuskulus.
Cara Besredka berartu desensitisasi yang dapat bertahan 2-3 minggu. Jadi bila esok hari atau hari-hari berikutnya diperlukan pemberian serum lagi, cara Besredka ini tidak perlu diulang.
Penyakit yang dapat atau lazim di cegah dengan serum untuk sementara :
1. Campak (measles, morbilli)
Yang dipakai adalah globulin gama 0,2 ml /kgBB atau serum konvaselen. Pencegahan biasanya dilaksanakan pada anak yang kontak dengan penderita campak di bangsal, oleh karena anak tersebut kontak dengan demikian bila menderita campak, daya tahannya akan sangat menurun dan akan mudah mendapat kompliksi yang berat.
2. Tetanus
Untuk pencegahan yang diberikan 1500 UI serum anti tetanus (profilakis) dalam batas 24 jam sesudah menderita luka. Sudah 24 jam ,serum sudah tidak bermanfaat lagi. Maksud pemberian serum ini adalah untuk mengikat toksin yang mungkin sudah mulai diproduksi oleh kuman tetanus, tetapi efeknya masih diragukan. Lebih efektif ialah bila anak semasa bayi telah mendapat imunisasi dasar dan sewaktu menderita luka, anak diberi lagi toksoid tetanus. Dalam hal ini serum anti tetanus hanya diberikan bila dipandang perlu.
3. Gigitan ular berbisa
Yang diberikan ialah anti snake venom dan serum ini dapat dipakai baik untuk pencegahan maupun untuk pengobatan.
4. Rabies
Berdasarkan lokalisasi dalam tubuh, imunitas dapat dibagi dalam : imunitas humoral ( humoral immunity) dan imunitas selular (cellular immunity).
IMUNITAS HUMORAL
Imunitas ini terkandung dalam immunoglobulin (Ig). Secara elektroforesis dapat ditentukan bahwa Ig berupa B2A , B2M sedangkan secara ultrasentrifugase Ig dibagi menjadi 7S dan 19S globulin gama. Setiap molekul Ig terdiri dari rantaiH (Heavy)dan L (Light). Rantai H terdiri dari bermacam-macam tipe, tetapi yang tepenting untuk imunitas ialah rantai G,A, dan M. oleh karena itu dinamakan juga IgA,IgG, dan IgM.
IMUNITAS SELULAR
Imunitas ini terdiri dari :
a) Fagositosis oleh sel-sel sistim retikulo endoterial
b) Kemampuan sel tubuh untuk menolak dan mengeluarkan benda asing
c) Alergi kulit terhadap sesuatu benda asing, yaitu kulit akan mengadakan reaksi sehingga akibat buruk dapat dihindarkan
d) Mengenal antigen( yang sebelumnya pernah diketahui )secara cepat dan kemudian bereaksi pula secara cepat dan tepat untuk menghindarkan akibat buruk.
Darimanakah asalnya immunoglobulin? Pada bayi baru lahir hingga usia 5 bulan terdapat IgG yang di dapat dari ibu. IgA dan IgM tidak terdapat, namun perlahan lahan diproduksi sendiri oleh tubuh bayi (pada gambar 1). Tubuh bayi baru dapat membuat IgG sendiri pada umur kurang lebih 3 bulan. Hal ini penting di ketahui berhubungan dengan imunisasi dasar pada bayi.Berdasarkan kwantitas maupun kwalitas immunoglobulin ini, dikenal beberapa penyakit :
1) Hipoimunoglobulinemia yang fisiologis
Jumlah IgG dari ibu hanya sedikit sekali, sehingga bayi sering menderita infeksi berat pada bulan-bulan pertama kehidupannya.
2) Hipoimunoglobulinemia tipe Bruton
Penyakit ini familiar dan menyerang laki-laki. Dalam jaringan terdapat sel plasma sedikit sekali, juga jaringan limfoid sedikit sekali, walaupun dalam darah jumlah sel limfosit normal.
3) Hipoimunoglobulinemia tipe Swiss
Penyakit ini seperti tipe Bruton, tetapi jumlah limfosit dalam darah sedikit sekali dan prognosis penyakit ini buruk.

PEMBUATAN IMUNOGLOBULIN
Atas dasar penyelidikan pada binatang percobaan, mulailah lebih jelas peranan beberapa organ tubuh dalam pembentukan zat anti dan imunitas. Walaupun belum diperoleh bukti yang nyata benar, namun pendapat umum menyatakan bahwa stem cell merupakan permulaan semua sel yang mengakibatkan imunitas.
Selain untuk sel imunitas, stem sell juga merupakan asal mula (precursor) dari pada sel darah lainnya (bersifat pluripotent). Dua organ penting untuk pembuatan sel imunitas ialah timus dan bursa fabrisius. Timus terdapat pada manusia dan semua vertebrata, sedangkan bursa pada burung. Pada manusia yang dianggap analog dengan bursa ialah jaringan limfoid di traktus digestivus.


Gut Epithelial lymphoid Thymus cellular
Wall thymus thymus dependent immunity
Mesenchime recognition delayed
System allergy
Lymphocytes graf vs host
Reaction
homotransplant

GUT Bursa – type Bursa type immunoglobulin
WALL tissue Dependent humoral antibodies
Immunoglobulin
Producing system
Germinal centers
Plasma cells
Gambar : Ontogeny of the immune system Amer.J.Med.38:579,1965
Stem cell menempuh 2 jalan :
1. Melampaui timus dan berubah menjadi sel-sel limfoid yang kemudian akan menjalankan pekerjaan imunitas sel. Sel-sel ini dinamakan thymus dependent(sel T = sel timus) dan tersebar di jaringan-jaringan seluruh tubuh.
2. Melampaui bursa (pada burung, sedangkan pada manusia melampaui jaringan limfoid di jaringan trktus digestivus) dan disini berubah menjadi sel limfoid yang mengalir kedarah yang kemudian berubah menjadi sel plasma da pusat germinal dimana keduanya inilah yang merupakan pabrik immunoglobulin (imunitas humoral). Sel-sel ini juga dinamakan dengan sel B (sel bursa) atau bursa dependent.
Oleh karena sistim imunitas dibagi 2, jaringan limfoid perifer (sel T dan sel B) serta jaringan limfoid sentral (timus dan bursa). Sel T dan sel B di perifer tidak akan berubah lagi, namun bila diperlukan oleh tubuh timus dan bursa dapat memproduksidan mengubah stem cell untuk berpoliferasi lebih cepat menjadi sel T dan sel B. sepintas lalu sel B dan sel T akan berpisah, namun sebenarnya terdapat hubungan yang cukup erat. bila seseorang mendapat imunisasi baik secara oral maupun perinatal, maka reaksi imunitas akan terjadi pada sel T dan sel B.walau iminisasi sudah lama diberikan dan kadar zat anti dalam darah sudah menurun belumberarti imunitas hilang. Masih ada imunitas sel T yang bila perlu dapat mengenal secara cepat sehingga produksi zat anti dapat terjadi.

IMUNITAS AKTIF
Imunitas aktif dibagi dalam dua bagian :
1. Didapat secara alami (naturally aquired) contohnya :
Difteria : anak akan secara alami hingga umur belasan tahun mendapat infeksi berbentuk silent abortive yang menyebabkan sebagian anak menderita sakit ringan, kemudian sembuh dan imun. Silent abortive infection ini dapat dibuktikan dengan uji Schick yang frekuensi hasil reaksi negatifnya lebih besar pada umur lebih tua.
Poliomyelitis : penyakit ini umumnya menyerang anak dibawah umur 7 tahun . Dan 98% dari anak usia 7 tahun telah imun terhadap penyakit ini.
2. Sengaja dibuat (artificially induced) cara pemberian imunitas terdiri dari 3 macam antigen :
a) Live attenuated bacteria or virus
Yang dipakai adalah kuman yang masih hidup dan telah dijinakkan, sehingga tidak menyebabkan penyakit tetapi masih dapat memberikan imunitas, misalnya smallpox, bacillus Calmette Guerin (BCG), polio, sabin, campak, ensefalitis dantrankoma.
b) Killed bacteria or virus
Misalnya kolera, tifus abdominalis, paratipus (kotipa), pertusis, polio salk.

c) Toksoid
Yang dipakai adalah toksin yang telah diolah sedemikian rupa, misalnya dengan formol dan kemudian diabsorpsi dengan aluminium sehingga biasanya dinamakan formol toxoid alum precipitated. Arti absorpsi dengan aluminium adalah agar dapat merupakan depot di jaringan tubuh sehingga pengeluaran dari depot berlangsung sedikit demi sedikit dalam jangka waktu lama, oleh karena itu lebih efektif dan dapat menghasilkan kwalitas zat anti yang lebih besar.
Reaksi tubuh dengan antigen lebih lambat sehingga waktu untuk mendapatkan lebih banyak zat anti akan lebih lama. Cara yang lazim dipakai sekarang ialah dengan melaksanakan lebih dulu imunisasi dasar yang terdiri dari tiga kali imunisasi berturut-turut dengan jarak antara 4-8 minggu. Yang menyimpang dari cara diatas ialah imunisasi cacar (smallpox) dan BCG yang hanya dikerjakan sekal namun imunisasi ulangan / booster harus dilakukan pula.
imunisasi dasar

I II III ulangan (booster)







3 4 5
Kecuali UMUR BULAN
smallpox dan BCG

Gambar : skema imunisasi dasar


Imunitas aspesifik
Imunitas yang diutarakan diatas adalah imunitas spesifik karena tertuju hanya pada penyakit tertentu dan dengan zat anti yang spesifik dan tertentu pula. Disamping itu, sebenarnya masih ada imunitas yang aspesifik yang sulit dijelaskan seperti :
1. Tuberculosis
Walau termasuk penyakit infeksi, tetapi ternyata diperlukan juga suatu hereditas tubuh untuk dapat menderita penyakit ini.
2. Umur : campak, cacar air, gondokan (mumps) lebih berat dan berbahaya bila orang dewasa yang menderitanya
3. Defisiensi vitamin : menurunkan daya pembentukan zat anti
4. Anemia : sering menyebabkan infeksi traktus respiratorius
5. Kwashiorkor : tidak mudah terserang virus
6. Kortikosteroid : dapat memberatkan penyakit tuberculosis dan cacar air

Tetanus neonatorum
Di Indonesia penyakit ini masih banyak karena persalinan yang ditolong oleh dukun. Saat dukun memotong tali pusat menggunakan bambu/ pisau dan gunting yang tidak steril/ kotor. Dapat pula terjadi karena ibu,nenek membubuhkan bahan kotor pada pusat (bedak, abu, jamu, tanah liat). Cara untuk mencegah penyakit ini, selain kebersihan sewaktu dan sesudah persalinan, juga dapat dilakukan dengan memberikan toksoid pada ibu hamil, terutama pada bulan-bulan terakhir. Pemberian toksoid ini yang benar adalah 3 kali dalam 3 bulan terakhir kehamilan. Schofield (1961) di Guinea Baru membuktikan bahwa dengan cara demikian disebuah desa nsidens tetanus neonatorum dapat diperkecil sampai 0,5% dari semua kelahiran.

IMUNISASI KOMBINASI (combined immunization)
Imunisasi kominasi atau campuran dapat dilaksanakan tanpa mengurangi manfaat tiap macam vaksin di dalamnya. Sekarng lazim dipakai vaksin DTP,yaitu vaksin terhadap difteria, pertusis dan tetanus yang dicampur dalam satu semprit. Perum Biofarma Bandung membuat vaksin DTP (difteria, tetanus pertusis,) dan DT (difteria, tetanus) yang merupakan vakn kombinasi antigen toksoid dan antigen kuman yang dimatikan. Tiap 1 ml DT mengandung 40 Lf toksoid murni difteri, 15Lf toksoid murni tetanus, sedangkan 1 ml DPT mengandung 32 milyar bakteri B. pertusis yang sudah dimatikan selain dari toksoid DT seperti yang disebutkan terdahulu. Imunisasi DTP ataupun DT diberikan intramuscular atau subkutan dalam. Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali dimulai pada usia 3 bulan dengan dosis masing-masing 0,5 ml dengan selang waktu 4 minggu/ 1 bulan, kemudian diperkuat dengan imunisasi keempat yang diberikan 1 tahun setelah imunisasi ketiga. Ulangan imunisasi berikutnya diberikan pada usia 5 tahun- usia masuk sekolah dasar (masih menggunakan DTP). Selanjutnya ulangan imunisasi dilakukan setiap 5 tahun dengan menggunakan DT.
Resistensi alami (natural resistence)
Prioritas pemberian BCG dan profilaksis pada umur pra-sekolah (0-6 tahun) disebabkan terdapatnya fakta bahwa komplikasi terberat dan terbanyak didapatkan pada anak masa pra-sekolah. Hal ini mempunyai hubungan erat dengan resistensi alami yang umumnya masih rendah pada golongan umur tersebut.
Kekebalan dalam A. pra sekolah
B B. sekolah
C. pubertas
C
A
0 5 10 15 20 25 30 35 50 umur th

Gambar : resistensi alami pada manusia

Resistensi alami meningkat pada anak masa sekolah (6-12 tahun), kemudian pada masa akil baligh menurun sampai umur 20 tahun, kemudian meningkat lagi sampai umur 40 tahun, dan selanjutnya akan menurun lagi. Sebagai konsekuensinya, seseorang harus hati-hati pada usia akil baligh (adolescence). Misalnya sewaktu ia mendapat infeksi tuberculosis, maka infeksi ini akan menyebar luas dengan cepat. Konsekuensi lainnya adalah bila seseorang telah menginjak umur 40 tahun atau lebih, maka ia perlu melakukan pemeriksaan kesehatan berkala dan secara teratur agar penyakit dapat didiagnosis dan dapat diobati sedini mungkin.

Keadaan tubuh sewaktu imunisasi
Sewaktu dilakukan imunisasi hendaknya tubuh tidak boleh dalam keadaan sakit, karena hal ini akan mengakibatkan daya untuk membuat zat anti rendah. Demikian pula, keadaan gizi sangat penting, karea, gizi yang buruk tidak akan membuat za anti dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan uji transformasi limfosit. Untuk pemeriksaan ini, sel limfosit anak dikultur kemudian kepada anak tersebut diberikan antigen. Bila reaksinya baik, maka sel limfosit akan berubah menjadi limfoblas yang kemudian akan membuat zat anti. Jose dkk (1970) menyelidiki hal ini pada 3 golongan anak dari kelompok umur yang sama di Australia. Golongan pertama terdiri dari golongan anak dengan gizi baik, golongan kedua terdiri dari anak-anak aborigin (asli) dengan keadaan gizi dan kesehatan yang sama baiknya dengan golongan pertama, sedangkan golongan ketiga terdiri dari anak-anak aborigin dengan gizi dan kesehatan yang kurang. Terbukti uji transformasi limfosit pada golongan ketiga hasilnya negative.
BAGAN PEMBERIAN IMUNISASI YANG DIANJURKAN
IMUNISASI
BCG
(intrakutan) 1
Tiap umur
Sebaiknya usia 2 bulan 0,05 ml 2
5-7*
Tahun
0,10 ml 3
12-15*
Tahun
0,10 ml 4 5 6
POLIO
(oral) 3 bulan
2 tetes 5 bulan
2 tetes 7 bulan
2 tetes 1,5 -2 tahun
2 tetes 5 tahun- usia masuk SD
2 tetes 10 tahun-usia tamat SD
2 tetes
DTP
(IM atau SC dalam) 3 bulan
0,50 ml 4 bulan
0,50 ml 5 bulan
0,50 ml 1,5 -2 tahun
0,50 ml 5 tahun- usia masuk SD
0,50 ml
DT
(IM atau SC dalam) Tiap 5 tahun setelah DTP kelima
TIPA
(SC) 15 bulan
0,25 ml 18 bulan
0,25 ml 21 bulan
0,25 ml 5 tahun- usia masuk SD
0,25 ml 10 tahun- usia tamat SD
0,50 ml

0,50 ml
CAMPAK
(SC) 9 bulan atau lebih
0,50 ml

Keterangan : *) bila uji tuberculin negative
TINDAKAN PENCEGAHAN TERHADAP TETANUS PADA WAKTU LUKA, BERDASARKAN STATUS VAKSINASI SESEORANG
Jenis luka Imunisasi sudah lengkap 1) Imunisasi belum lengkap 2) Belum pernah 3)
Vaksinasi terakhir Pencegahan tetanus Vaksinasi terakhir Pencegahan tetanus Pencegahan tetanus
Luka yang kemungkinan besar kemasukan basil tetanus 4) Kurang dari 2 tahun yang lalu Serum / vaksin tidak diperlukan Kurang dari 2 tahun yang lalu Masing-masing 1 dosis serum dan vaksin Berikan 1 dosis serum, selesaikan imunisasi dasar
2-10 tahun yang lalu Berikan 1 dosis vaksin Lebih dari 2 tahun yang lalu Idem
Lebih dai 10 tahun yang lalu Berikan 1 dosis serum dan vaksin
Luka lainnya : tidak diberikan serum, vaksinasi mungkin diperlukan bila lukanya bertambah besar, jika diperlukan, perhatikan status vaksinasinya.

Catatan : gunkan cara-cara imunisasi aktif dan pasif, berikan 1 dosis tetanus toksoid, tunggu 20 menit kemudian berikan lagi 1 dosis serum (ATS) pada tempat lain dengan menggunakan semprit dan jarum yang berbeda. Suntikan pada saat yang bersamaan dan keduanya pada tempa yag Berea boleh juga dilakukan. Selesaikan primo vaksinasinya, serta berikan juga “booster”.
1. Yang dimaksud penderita yang sudah mendapatkan paling sedikit 3 suntikan tetanus.
2. Yang dimaksud penderita yang sudah mendapatkan satu atau dua suntikan tetanus.
3. Yang dimaksud penderita yang tidak pernah mendapatkan vaksinasi atau yang status vaksinasinya tidak diketahui.
4. Mencakup : a. patah tulang terbuka
b. luka yang dalam atau luka remuk
c. luka yang kotor, terutama partikel dari kayu
d. luka yang bernanah
e. luka memar yang terbuka
f. luka bakar

Ciri-Ciri Perubahan

CIRI-CIRI PERUBAHAN

A. Pengertian
Perubahan adalah proses dinamis dimana yang terjadi pada tingkah laku dan fungsi seseorang, keluarga, kelompok, atau komunitas (potter dan perry, 2005). Proses peranjaknya seseorang dari keadaan status quo menjadi keadaan keseimbangan semu.
- Status quo
Keadaan dimana seseorang belum bergerak dari keadaan semula.
- Keseimbangan semu
Keadaan yang dirasakan belum memadai dalam waktu tertentu.

B. Ciri-ciri perubahan
Dibedakan menjadi beberapa macam :
1. Perubahan spontan
• Perubahan sebagai respon terhadap kejadian alamiah yang terkontrol.
• Perubahan yang terjadi tidak direncanakan
• Perubahan yang direncanakan bertujuan untuk mencapai tingkat yang lebih baik.
• Perkembangan yaitu perubahan yang terjadi pada individu, kelompok dan organisasi dan pertumbuhan perkembangan.
• Perubahan yang terjadi tidak dapat diramalkan sebelumnya.
2. Perubahan keterlibatan
• Melalui penyediaan informasi yang cukup
• Adanya sikap positif terhadap inovasi
• Timbulnya komitmen diri untuk berubah
• Munculnya sikap lebih menghargai waktu
3. Perubahan dan sikap pengelolaan

a. Perubahan berencana
• Menyesuaikan kegiatan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
• Adanya titik mula yang jelas dan dipersiapkan sesuai dengan tujuan yang dicapai
• Adanya persiapan yang matang
b. Perubahan acak/kacau
• Tidak ada titik awal perubahan
• Tidak ada usaha mempersiapkan kegiatan sesuai dengan tujuan
c. Partisipatif
• Melalui penyediaan informasi yang cukup
• Adanya sikap positif terhadap sesuatu
• Diikutkan dalam proses perubahan tersebut
d. Paksaan
• Melalui perubahan total diorganisasi
• Memerlukan kekuatan personal
• Perubahan yang total dengan menggunakan kekuatan

 Ciri-ciri perubahan dapat uga berupa
1. Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.
2. Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menyelesaikan perubahan dalam masyarakat dengan bukti yang kuat serta masuk akal
 Penyebab proses perubahan:
1. Faktor pendukung/pendorong
a. Perubahan dipandang sebagai suatu hal yang positif oleh seseorang yang akan berubah
b. Perubahan sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang diyakini
c. Perubahan yang dijalani adalah suatu yang sederhana dan konkret/ nyata
d. Perubahan dilakukan pada hal-hal yang kecil terlebih dahulu
e. Melibatkan tokoh/orang lain yang berpengaruh
f. Komunikasi terbuka antara target berubah dan innovator

2. Faktor penghambat
a. Tidak adanya kemauan untuk berubah
b. Perubahan yang dilakukan adalah perubahan yang sangat sulit dilakukan
c. Tidak ada orang/lingkungan yang mendukung target berubah untuk melakukan perubahan
3. Cara mempengaruhi kekuatan
a. Meningkatkan faktor pendukung
• Menggunakan model atau modifikasi
• Memberikan dukungan dan dorongan terus menerus selama berlangsungnya proses berubah
• Menggunakan keberhasilan perubahan orang lain sebagai contoh
b. mengurangi / menekan faktor penghambat
• mempertahankan forum diskusi baik langsung maupun tidak langsung kepada target berubah
• menyediakan informasi yang diperlukan pada saat yang tepat sesuai dengan kemampuan target berubah
• menggunakan metode pemecahan masalah secara khusus

 Metode ilmiah
1) Penelitian berulang kali
2) Penjelasan yang teliti
3) Perumusan teori berdasarkan pembuktian
4) Perubahan yang baik dapat dijalani manusia secara bertahap
5) Memerlukan waktu sesuai dengan kemampuan manusia

Prinsip Pemenuhan Istirahat dan tidur

PRINSIP PEMENUHAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

KEBUTUHAN ISTIRAHAT

Pengertian Istirahat
Istirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan emosional dan bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas,juga berhenti sejenak. Kondisi tersebut membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berartimenyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras; suatu keadaan untuk melepaskan lelah; bersantai untuk menyegarkan diri; atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan.

Karakteristik Istirahat
Pada tahun 1967, Narrow mengemukakan enam karakteristik yang berhubungan dengan istirahat (dalam potter dan perry 1997) :
1. Merasakan bahwa segala sesuatu dapat diatasi
2. Merasa diterima
3. Mengetahui apa yang sedang terjadi
4. Bebas dari gangguan ketidaknyamanan
5. Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan
6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan

Kebutuhan istirahat dapat dirasakan apabila semua karakteristik tersebut di atas dapat terpenuhi. Hal ini dapat dijumpai apabila pasien merasakan segala kebutuhannya dapat diatasi, adanya pengawasan, dan penerimaan dari tindakan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sehingga dapat memberikan kedamaian. Apabila pasien tidak merasakan enam kriteria tersebut diatas,maka kebutuhan istirahatnya masih belum terpenuhi sehingga diperlukan tindakan yang dapat meningkatkan terpenuhinya kebutuhan istirahat dan tidur. Misalnya, mendengarkan secara hati-hati tentang kekhawatiran pasien dan mencoba meringankannya jika memungkinkan.
Pasien yang mempunyai perasaan tidak diterima, tidak mungkin dapat beristirahat dengan tenang. Oleh sebab itu, maka tenaga kesehatan harus sensitive terhadap kekhawatiran pasien. Pengenalan pasien terhadap apa yang akan terjadi merupakan keadaan yang lain yang penting diketahui sehingga pasien dapat beristirahat. Adanya ketidaktahuan akan menimbulkan gangguan pada istirahat pasien dengan kecemasan pada tingkat yang berbeda-beda. Tenaga kesehatan harus membantu memberikan penjelasan pada pasiennya.
Agar pasien merasa diterima dan mendapat kepuasan, maka pasien harus dilibatkan dalam melaksanakan berbagai aktivitas yang empunyai tujuan. Hal ini dapat membuat pasien merasa diterima dan dihargai tentang kompetensi yang ada pada dirinya. Pasien akan merasa aman jika ia mengetahui bahwa ia akan mendapat bantuan sesuai dengan yang diperlukannya. Pasien yang merasa terisolasi dan kurang mendapat bantuan, titak akan dapat beristirahat. Oleh karenanya, tenaga kesehatan harus dapat menciptakan suasana agar pasien tidak merasa terisolasi dengan milibatkan keluarga dan teman-teman pasien. Keluarga dan teman-teman pasien dapat meningkatkan kebutuhan istirahat pasien dengan membantu pasien dalam tugas sehari-hari dan mengambil keputusan yang sulit.

KEBUTUHAN TIDUR

Tabel Kebutuhan tidur manusia

Umur Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan tidur
0-1 bulan Bayi baru lahir 14-18 jam/hari
1-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari
18 bulan-3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari
3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari
6-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari
12-18 tahun Masa remaja 8.5 jam/hari
18-40 tahun Masa dewasa 7-8 jam/hari
40-60 tahun Masa muda paruh baya 7 jam/hari
60 tahun keatas Masa dewasa tua 6 jam/hari

Pengertian Tidur

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih kepada suatu siklus yang berulang. Cirri-ciri tidur ;
 Adanya aktivitas yang minim
 Memiliki kesadaran yang bervariasi
 Terdapatnya perubahan proses fisiologis
 Terjadinya penurunan respons terhadap rangsangan dari luar

Fisiologi Tidur

Merupakan pengaturan kegiatan tidur yang melibatkan hubungan mekanisme serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk dapat tidur dan bangun. Aktivitas tidur diatur oleh system pengaktivasi retikularis ( system yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat). Pada saat tidur, terdapat pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu, bulbar synchronizing regional (BSR) Sedang saat bangun bergantung dari keseimbangan impuls yang diteima du pusat otak dan system limbic. Dengan demikian, system pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur dalah RAS(reticular activating system/system yang bekerja pada keadan sadar) dan BSR.
Jenis-jenis Tidur

Berdasarkan prosesnya ada dua jenis tidur yaitu :

1. Tidur gelombang lambat ( slow wave sleep ) atau nonrapid eye movement (NREM). Jenis ini lebih dikenal dengan tidur nyenyak. Cirinya adalah :
 Menyegarkan
 Tanpa mimpi
 Istirahat penuh
 Tekanan darah menurun
 Frekuensi napas menurun
 Pergerakan bola mata melambat
 Mimpi berkurang
 Metabolisme menurun
Tahapan tidur jenis NREM
a) Tahap 1
Adalah tahap transisi antara bangun dan tidur. Dengan cirri :
 Rileks
 Masih sadar akan lingkungan sekitar
 Merasa mengantuk
 Frekuensi nadi dan napas mulai menurun
 Dapat bangun segera sekitar 5 menit
b) Tahap 2
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Dengan ciri :
 Mata pada umumnya menetap
 Denyut jantung dan frekuensi napas menurun
 Temperatur tubuh menurun
 Metabolisme menurun
 Berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit
c) Tahap 3
Merupakan tahap tidur. Dengan ciri : melambatnya
 Denyut nadi
 Frekuensi napas
 Proses tubuh lainnya
Ini dikarenakan adanya nominasi system saraf parasimpatis sehingga sulit untuk bangun.
d) Tahap 4
merupakan tahap tidur dalam. Dengan ciri :
 Kecepatan jantung dan pernapasan menurun
 Jarang bergerak
 Sulit dibangunkan
 Gerak bola mata cepat
 Sekresi lambung menurun
 Tonus otot menurun

2. Tidur Paradoks atau rapid eye movement (REM). Biasanya tidur ini berlangsung selama 5-20 menit, rata-rata 90 menit. Ciri-ciri tidur REM :
 Biasanya disertai dengan mimpi aktif
 Lebih sulit dibangunkan dibandingkan tidur NREM
 Tonus otot sangat tertekan, menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas system pengaktivasi retikularis
 Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur
 Nadi cepat dan irregular
 Tekanan darah meningkat (berfluktuasi)
 Metabolisme meningkat
Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi.

Siklus umum tidur normal adalah sebagai berikut :
Bangun





NREM Istirahat Tidur REM





NREM II

NREM II




NREM III NREM III





NREM IV

Siklus tidur
(sumber: potter dan perry 1997)
Fungsi dan Tujuan Tidur

Karena belum jelas tujuannya, namun diduga bermanfaat dalam
 Menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan
 Stress pada paru-paru
 Sistem kardiovaskuler, endokrin menurun aktivitasnya
 Menyimpan energi untuk fungsi selular yang penting
Secara umum ada dua efek fisiologis tidur yaitu :
a) Pada system saraf
Dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai susunan saraf
b) Pada struktur tubuh
dapat memulihkan kesegaran dan fungsi organ dalam tubuh, karena selama tidur telah terjadi penurunan aktivitas organ-organ tersebut.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tidur

1. Penyakit
Ada penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur seseorang misalnya infeksi limpa. Pada penyakit ini memungkinkan pasien membutuhkan waktu tidur yang lebih lama. Namun ada juga jenis penyakit yang menyebabkan pasien tidak dapat tidur sama sekali.

2. Latihan dan Kelelahan
Kelelahan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlikan tidur yang lebih banyak untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan saat melakukan aktivitas. Misalnya seseorang yang telah melakukan olah raga dalam waktu yang cukup lama, orang tersebut tidurnya akan lebih lama dibanding orang yang tidak melakukan aktivitas.

3. Stres psikologis
Stress psikologis akibat ketegangan jiwa. Seseorang yang mengalami masalah psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga sulit tidur.

4. Obat
Jenis obat diuretic dapat menyebabkan insomnoa(sulit tidur), antidepresan dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan saraf sipatis sehingga menyebabkan sulit tidur. Dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.

5. Nutrisi
Terpenuhinya nutrisi dapat mempercepat proses tidur. Konsusi protein yang tinggi akan memudahkan tidur karena protein menghasilkan triptofan. Triptofan ini adalah asam amino yang membantu proses tidur. Sebaliknya bila pemenuhan gizi kurang maka akan sulit untuk tidur.
6. Lingkungan
Keadaan yang aman dan nyaman dapat mempercepat terjadinya proses tidur. namun sebaliknya, bila keadaan dirasa tidak nyaman seseorang akan merasa sulit tidur.

7. Motifasi
Motifasi adalah dorongan atau keinginan untuk tidur. bila seseorang memiliki keinginan untuk tidur, maka ia akan mudah untuk tidur. Namun sebaliknya,bila seseorang itu tidak ingin tidur maka akan menimbulkan gangguan pada proses tidur.


Gangguan / Masalah Kebutuhan Tidur

1. Insomnia
Insomnia terbagi dalam tiga jenis :
 Inisial insomnia adalah ketidakmampuan individu untuk jatuh tidur atau mengawali tidur
 Intermiten insomnia adalah ketidakmampuan tetap tidur karena selalu terbangun pada malam hari
 Terminal insomnia
Kemungkinan terjadi insomnia ini karena adanya kekhawatiran dan tekanan jiwa.

2. Hipersomnia
Merupakan gangguan tidur karena tidur berlebihan pada malam hari umumnya 9 jam. Ini mungkin terjadi karena adanya kekhawatiran, kecemasan, gangguan susunan saraf pusat, ginjal, hati, dan gangguan metabolisme.

3. Parasomnia
Merupakan kumpulan penyakit yang menyebabkan sulit tidur. misalnya somnambulisme ( berjalan-jalan saat tidur ) biasanya terjadi pada tahan NREM III dan IV. Somnambulisme ii dapat menyebabkan cedera.
4. Enuresis ( mengompol)
Ada 2 jenis enuresis :
 Enuresis nokturnal (menompol saat tidur)
 Enuresis diurnal (mengompol saat bangun tidur )

5. Apnea tidur dan mendengkur
Mendengkur yang disertai apnea dapat menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun dan denyut nadi menjadi tidak teratur bila berlangsung pada waktu yang lama.
6. Narkolepsi
Keadaan tidur yang tidak bisa dikendalikan. Missal tidak dalam keadaan berdiri, tidur saat mengemudi, atau saat sedang melakukan suatu pembicaraan. Ini merupakan gangguan neurologist.

7. Mengigau
Menurut hasil pengamatan,hampir semua orang pernah mengigau dan terjadi sebelum tidur REM
8. Gangguan pola tidur secara umum
Penyebabnya antara lain :
 Kerusakan transport oksigen
 Gangguan metabolisme
 Kerusakan eliminasi
 Pengaruh obat
 Immobilitas
 Nyeri pada kaki
 Takut operasi

Tidur dan istirahat adalah hal penting yang sering disepelekan bagi sebagian orang. Pada umumnya orang dewasa membutuhkan waktu tidur antara 7-8 jam tiap malam.
Tips untuk mengatasi sulit memperoleh tidur malam yang ideal :
 Usahakan tidur malam pada setiap waktu yang sama dan bangun disaat yang sama
 Hindari kopi, rokok, dan minuman beralkohol saat menjelang malam karena kafein dan nikotin yang terkandung didalam rokok dan kopi dapat mencegah kita untuk tidur
 Lakukan olahraga secara teratur, namun sebaiknya jangan melakukan olahraga 3 jam menjelang waktu tidur kita

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia, sama pentingnya dengan kesehatan dan pola makan yang baik serta olahraga. Tidur malam yang cukup kadang menjadi cara terbaik untuk mengatasi stress, menyesaikan masalah atau memulihkan diri dari sakit.

Struktur Makroskopis dan Mikroskopis pada payudara

Stuktur makroskopis

Cauda axillaris
Adalah jaringan payudara yang meluas ke axilla.
Areola
Daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami pigmentasi dan masing-masing payudara bergaris tengah kira-kira 2,5 cm. Areola berwarna merah muda pada wanita yang berkulit cerah, lebih gelap pada wanita yang berkulit cokelat, dan warna tersebut menjadi gelap pada waktu hamil. Didaerah areola ini terletak kira-kira 20 glandula sebacea. Pada kehamilan areola ini membesar dan disebut tuberculum montgomery.

Papila mammae
Terletak di pusat areola mammae setinggi iga ( costa ) ke-4. papilla mammae merupakam suatu tonjolan dengan panjang kira- kira 6 mm, tersusun atas jaringan erektil berpigmen dan merupakan bangunan yang sangat peka. Permukaan papilla mammae berlubang- lubang berupa ostium papillare kecil- kecil yang merupakan muara duktus lactifer. Duktus latifer ini di lapisi oleh epitel.

Struktur mikroskopis

Payudara terutama etrsusun atas jaringan kelenjar tetapi juga mengandung sejumlah jaringan lemak dan di tutupi oleh kulit. Jaringan kelenjar ini di bagi menjadi kira-kira 18 lobus yang di pisahkan secara sempurna satu sama lain oleh lembaran- lembaran jaringan febrosa. Struktur didalamnya dikatakan menyerupai segmen buah anggur atau jeruk yang dibelah. Setiap lobus merupakan satu unit fungsional yang berisi dan tersusun atas bangun sebagai berikut :

Alveoli
Yang mengandung sel-sel yang mensekresi air susu. Setiap alveolus dilapisi oleh sel-sel yang mensekresi air susu, disebut acini. Yang mengekstraksi faktor-faktor dari darah yang penting untuk pembentukan air susu. Di sekeliling setiap alveolus terdapat sel-sel mioepitel yang kadang disebut sel keranjang (basket cell)atau sel laba-laba (spider cell). Apabila sel-sel ini dirangsang oleh oksitosin akan berkontraksi sehingga mengalirkan air susu kedalam duktus lactifer.

Tubulus lactifer
Saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli

Ductus lactifer
Saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus lactifer

Ampulla
Bagian dari ductus lactifer yang melebar, yang merupakan tempat menyimpan air susu. Ampulla terletak dibawah areola.

Lanjutan masing-masing ductus lactifer
Meluas dari ampulla sampai muara papilla mammae

Vaskularisasi
Suplai darah (vaskulaisasi) ke payudara berasal dari arteria mammaria iterna, arteria mammaria eksterna, dan arteria-arteria intercostalis superior. Drainase vena melalui pembuluh-pembuluh yang sesuai, dan akan masuk kedalam vena mammaria interna dan vena axillaris.

Drainase limfatik
Drainase limfatik terutama kedalam kelenjar axillaris dan sebagian akan dialirkan kedalam fissura portae hepar dan kelenjar mediasanum. Pembluh limfatik dari masing-masing payudara berhubungan satu sama lain.

Persyarafan
Funfsi payudara terutama dikendalikan oleh aktivitas hormon.pada kulit dipersyarafi oleh cabang-cabang nervus thoracalis. Juga terdapat sejumlah saraf simpatis, terutama disekitar areola dan papilla mammae.

Penghargaan dan Kewajiban bidan dalam tugasnya

1. Penghargaan Bagi Bidan

Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk imbalan jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan / hak untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3,hak adalah kewenangan untuk berbuat sesuatu yang telah ditentukan oleh undang-undang atau aturan tertentu. Bidan di Indonesia memiliki organisasi profesi yaitu Ikatan Bidan Indonesia atau IBI yang mengatur hak dan kewajiban serta penghargaan dan sanksi bagi bidan. Setiap bidan yang telah menyelesaikan pendidikan kebidanan berhak dan wajib menjadi anggota IBI.

Hak bidan :
a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat jenjang pelayanan kesehatan.
c. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan dengan peraturan perundangan,dank ode etik profesi.
d. Bidan berhak atas privasi / kedirian dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan baik oleh pasien,keluarga ataupun profesi lain.
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun pelatihan.
f. Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai.
g. Bidan berhak mendapatkan kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.

Wewenang bidan ,antara lain:
a. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan untuk mendekatkan pelayanan kegawatan obstetric dan neonatal.
b. Bidan harus melaksanakan tugas kewenagan sesuai standar profesi,memiliki kemampuan dan ketrampilan sebagai bidan,mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku di wilayahnya dan bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dengan mengutamakan keselamatan ibu dan bayi.
c. Pelayanan kebidanan kepada wanita oleh bidan meliputi pelayanan pada masa pranikah termasuk remaja putrid,pra hamil,kehamilan,persalinan,nifas,menyusui,dan masa antara kehamilan.
d. Dan masih banyak lagi.

Dalam lingkup IBI,anggota mempunyai hak tertentu sesuai dengan kedudukannya,yaitu:
1.Anggota Bisaa
a. Berhak mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh organisasi.
b. berhak mengemukakan pendapat ,saran, dan usul untuk kepentingan organisasi.
c. berhak memilih dan dipilih.
2.Anggota Luar Bisaa
a.Dapat mengikuti kegiatan yang dilakukan organisasi.
b.Dapat mengemukakan pendapat ,saran,dan usul untuk kepentingan organisasi.
3.Anggota Kehormatan
Dapat mengemukakan pendapat,saran,dan usul untuk kepentingan organisasi.

2. Sanksi Bagi Bidan

Sanksi merupakan imbalan negative yang berupa pembebanan atau penderitaan yang ditentukan oleh hukum aturan yang berlaku.
Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak / kewajiban bidan yang telah diatur oleh organisasi profesi,karena kode etik bidan merupakan norma yang berlaku bagi anggota IBI dalam menjalankan praktek profesinya yang telah disepakati dalam Kongres Nasional IBI.
Kode etik bidan :
a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluaraga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajart kesehatannya secara optimal.
b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
2) Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi dan/atau rujukan
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien
c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

d. Kewajiban bidan terhadap profesinya
1) Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat
2) Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
1) Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik
2) Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3) Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.
f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayananan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Berencana dan Kesehatan Keluarga.
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga

Dalam organisasi IBI terdapat Dewan Pertimbangan Etika Bidan (MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA),yang memiliki tugas :
~ merencanakan dan melaksanakan kegiatan bidang sesuai dengan ketetapan pengurus pusat.
~ melaporkan hasil kegiatan di bidang tugasnya secara berkala.
~Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas pengurus pusat.
~ membentuk tim teknis sesuai kebutuhan,tugas dan tanggung jawabnya ditentukan pengurus.
MPEB dan MPA merupakan majelis independen yang berkonsultasi dan berkoordinasi dengan pengurus inti dalam IBI tingkat nasional. MPEB secara internal memberikan saran,pendapat,dan buah pikiran tentang masalah pelik yang sedang dihadapi khususnya yang menyangkut pelaksanaan kode etik bidan dan pembelaan anggota.
MPEB dan MPA bertugas menkaji,menangani dan mendampingi anggota yang mengalami permasalahan dalam praktik kebidanan serta masalah hukum.

3. Jabatan Fungsional Bidan

Jabatan dapat ditinjau dari 2 aspek,yaitu jabatan struktural dan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara jelas tertera dalam struktur dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi,sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan rmasyarakat dan Negara.
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat,jabatan fungsional juga berorientasi kualitatif. Seseorang memiliki jabatan fungsional berhak mendapatkan tunjangan fungsional. Jabatan bidan merupakan jabatan fungsional professional sehingga berhak mendapat tunjangan fungsional.
Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir struktural. Jabatan fungsional sebagai bidan bisa didapat melalui pendidikan berkelanjutan ,baik secara formal maupun nonformal,yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan professional bidan dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelaksana, pendidik, pengelola, dan peneliti.
Sedangkan jabatan sturkturalnya bergantung dimana bidan tersebut bertugas,misalnya di rumah sakit,puskesmas,dan sebagainya. Karir ini dapat dicapai oleh bidan di setiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan ,kesempatan, dan kebijakan yang ada.

4. Analisis

Bidan merupakan salah satu profesi bidang kesehatan yang memiliki tugas yang berat dan harus dipertanggung jawabkan. Membantu persalinan adalah salah satu tugas berat bidan. Karena berhubungan dengan nyawa bayi dan ibunya.
Selain itu bidan juga harus bisa mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Karena inilah bidan memang sudah seharusnya mendapat penghargaan baik dari pemerintah maupun masyarakat.
Penghargaan bagi bidan bisa diberikan dalam bentuk imbalan jasa atau pengakuan sebagai profesi bidan dan pemberian hak dan kewenangan kepada bidan dalam menjalankan tugasnya sebagai bidan. Misalnya bidan yang tidak pernah bermasalah dengan hokum dan selalu berjalan seiring dengan kode etik bidan dan standar profesi bidan yang ada.
Tapi menuru saya,sebaiknya juga disediakan lencana berprestasi bagi bidan yang memiliki prestasi dalam prakteknya atas pengabdiannya sebagai Negara.
Dengan adanya penghargaan seperti yang disebutkan diatas,akan mendorong bidan untuk meningkatkan kinerja mereka sebagai tenaga kesehatan untuk masyarakat. Mereka juga akan lebih giat untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan dan potensi mereka sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu standar profesi bidan.
Tidak hanya memberikan penghargaan bagi bidan yang mampu melaksanakan prakteknya sesuai kode etik dan standar profesi bidan,tapi bagi bidan yang melanggar dan menyimpang dari kode etik yang ada,juga harus diberi sanksi yang tegas. Supaya bidan tetap bekerja sesuai kewenangannya.
Contoh sanksi bidan adalah pencabutan ijin praktek bidan, pencabutan SIPB sementara, atau bisa juga berupa denda.
Penyimpangan yang dilakukan oleh bidan misalnya :
Bidan melakukan praktek aborsi,yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh bidan karena termasuk tindakan criminal.
Bidan tidak melakukan rujukan pada ibu yang mengalami persalinan premature,bidan ingin melakukan persalinan ini sendiri. Ini jelas tidak boleh dilakukan,dan harus dirujuk. Karena ini sudah bukan kewenangan bidan lagi,selain itu jika dilakukan oleh bidan itu sendiri,persalinan akan membahayakan ibu dan bayi yang dikandungnya.
Setiap penyimpangan baik itu disengaja atau tidak, akan tetap di audit oleh dewan audit khusus yang telah dibentuk oleh organisasi bidan atau dinas kesehatan di kabupaten tersebut. Dan bila terbukti melakukan pelanggaran/penyimpangan maka bidan tersebut akan mendapat sanksi.
Contoh penyimpangan yang disengaja adalah praktek aborsi,sedangkan pelanggaran yang dilakukan secara tidak sengaja misalnya menolong persalinan yang bayinya mengalami asfiksia tetapi bidan tidak segera melakukan pertolongan.
Selain penghargaan dan sanksi,bidan juga patut mendapat jabatan fungsional dan jabatan struktural. Seperti yang dijelaskan pada materi di atas mengenai jabatan fungsional bidan,jabatan fungsional didapat oleh seorang bidan melalui pendidikan formal seperti D III dan SI berupa ijasah,sedangkan non formal berasal dari pelatihan atau penyuluhan/seminar yang diadakan oleh pemerintah atau organisasi bidan berupa sertifikat.
Bidan memiliki jabatan fungsional sesuai dengan fungsi bidan yaitu pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. Dalam menduduki jabatan ini,bidan juga berhak menerima tunjangan fungsional sesuai dengan kedudukannya.
Sedangkan jabatan struktural bidan dilihat berdasarkan dimana bidan tersebut bekerja. Tunjangan berasal dari tempat dimana dia bekerja seperti di Puskesmas dan Rumah Sakit. Dan jabatan ini disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki bidan tersebut.

kewajiban bidan atas tugasnya

Nama : Insani miftachul janah
Kelas : 1c Endometrium
NIM : 09.02.136

KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP TUGASNYA
Kewajiban bidan ialah menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugasnya. Bidan juga harus bertanggung jawab sesuai dengan kebutuhan kliennya, keluarga, dan masyarakat. Bidan juga diharuskan mendahulukan kepentingan klien, keluarga, dan masyarakat. Selain dari ada itu, bidan harus memberikan pertolongan dan berwenang dalam mengambil keputusan ( konsultasi dan rujukan).
Kasus yang diangkat disini ialah “ DEHIDRASI BERAT PADA BAYI” yang disebabkan oleh diare.
Pada mulanya, ibu pasien yang disini pasien adalah seorang bayi berusia 11 bulan dengan berat bdan 7 kg. pasien datang dalam keadaan yang sudah kritis. Kritis yang dimaksud disini ialah si bayi dalam keadaan yang tidak sadar dengan mata cekung, dan turgor jelek ( kulit tidak membalik keadaan semula lebih dari 2 detik)
Kewajiban bidan disini ialah :
Bidan langsung memeriksa pasien secepat mungkin setelah pasien datang ( karena pasien datang dalam keadaan tidak sadar) dengan diagnose dehidrasi berat yang disebabkan karena diare pada pasien yang terjadi secara terus menerus. Dan secepat mungkin bidan memberi asuhan pada pasien dengan memberikan infuse (RL = Ringer Laktat) pada pasien. Tentunya dalam memberikan cairan infuse RL harus sesuai dengan dosis. Untuk ukuran bayi dengan berat badan 7 kg, pemberian cairan infuse pertama ialah 30 ml/kg BB daam waktu 1 jam. Setelah 1 jam pertama, pasien juga diberikan lagi cairan infuse sebanyak 70 ml/kg BB selama 5 jam. Bila keadaan pasien belum membaik, sedang keadaan pasien bertambah mengkhawatirkan ( pasien masih diare) segera rujuk pasien ke puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.
Pengambilan Keputusan bidan dalam keadaan seperti ini ialah :
Bidan membuat surat rujukan atas diagnose awal pada pasien ( dehidrasi berat ), sebelumnya bidan juga harus memberikan informasi tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada si bayi atau pada pasien bila ia tidak dirujuk. Setelah ada surat rujukan, hendaknya bidan menghubungi puskesmas atau RS tempat dimana nantinya pasien dirujuk agar puskesmas atau RS segera menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk menangani pasien. Jadi,jika pasien datang, pasien bisa langsung ditangani tanpa menunggu terlalu lama.
Tanggung jawab bidan disini ialah :
Memberi informasi pada ibu sebelum dirujuk, bahwa saat diperjalanan menuju puskesmas atau RS nanti diusahakan ibu bisa memberikan :
1. ASI pada si bayi
2. Larutan tepung ubi jalar. Caranya : minumkan pada bayi sedikit demi sikit pada bayi. Bila bayi muntah, tunggu 10 menit, lalu berikan lagi laruan tersebut hingga diare si bayi berkurang atau berhenti.
Tanggung jawab bidan tidak hanya berhenti disitu saja. Namun, bidan terus memantau pasien. Disini bukan berarti bidan terus mengikuti pasien selama dirujuk. Namun, bidan menghubungi petugas kesehatan yang menangani pasien tersebut untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan bayi atau pasien. Setelah pulang dari rujukan ibu diharapkan mengontrol kesehatan si bayi atau pasien kepada bidan yang sebelumnya merujuk bayinya.

Makalah Psikologi mengenai faktor sosial, ekonomi, dan budaya pada ibu hamil

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehamilan adalah suatu proses alamiah bagi seorang wanita. Wanita dianggap sempurna bila ia bisa memberikan keturunan.
Kehamilan dapat berlangsung secara fisiologi, namun bila kurang memperhatikan faktor-faktor disekitarnya, kehamilan tersebut dapat menjadi patologi.
Untuk itu, komplikasi harus dicegah sedini mungkin dengan mengupayakankeseimbangan internal dan eksternal.
Memperhatikan faktor lingkungan, sosial, budaya, ekonomi terhadap kebisaan adat istiadat, fasilita kesehatan dan ekonomi merupakan hal yang sangat penting.
Penyusunan makalah ini, kami harapkan dapat menjadi salah satu acuan sehingga ibu dapat menjalani proses kehamilan dan persalinan dengan resiko serendah mungkin.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, kami merumuskan bahwa “apakah faktor osial, budaya, dan ekonomi mempengaruhi ibu hamil”
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui apakah fakto sosial, budaya, dan ekonomi mempengaruhi kegiatan kseharian ibu hamil. Dan apakah pengaruhnya.
2. Tujuan khusus
Dapat mengetahui dan mengidentifikasi pengaruh faktor sosial, budaya, dan ekonomi terhadap ibu hamil
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dari makalah yang berjudul “Faktor sosial,ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi kehamilan” ada tiga. Ketiga manfaat itu diantaranya ialah sebagai berikut :
1. Aspek Teori
Sebagai dasar untuk peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh faktor sosial, ekonomi, dan budaya pada ibu hamil.

2. Aspek Aplikatif
a. Bagi Petugas Kesehatan
Dapat memberikan masukan dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan sosialisasi pada ibu hamil dan memberikan jawaban atas konsultasi pasien.
b. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi tentang berbagai tindakan yang harus dilakukan saat disekitar lingkungan mereka ada seorang ibu hamil.

BAB II
PEMBAHASAN

Faktor- faktor ini mempengaruhi kehamilan dan segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan, dan tentu segi ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil, tidak merokok bahkan bila perlu selalu menghidari asap rokok kapan dan dimanapun dia berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk untuk ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Yang tidak kalah penting untuk personal hygiene, ibu hamil harus menjaga bersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat. Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat.
Yang perlu diperhatikan :
adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur , dengan demikian kehamilan harus dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat berlangsung dengan aman.

A. Faktor lingkungan adat dan budaya
Lingkungan adat ini meliputi berbagai kegiatan yang dilakukan secara turun temurun sejak dahulu ada dan dijaga baik proses dan tata caranya hingga sekarang yang tentunya dikhususkan pada ibu hamil. Kegiatan tersebut diantaranya adalah :
1. Mitos
Mitos ialah suatu kepercayaan yang melekat pada disuatu lingkungan masyarakat tetentu pada daerah tertentu. Mitos bersifat local atau hanya pada daerah tertentu yang memegang teguh kepercayaan tersebut, kadang mitos berupa larangan atau hal yang harus dihindari karena mereka parcaya bila hal tersebut dilakukan akan berdampak pada kehidupan mereka atau akan terjadi hal buruk pada mereka. Di Indonesia, utamanya di pedesaan daerah Jawa berlaku begitu banyak mitos (larangan) seputar kehamilan yang beredar di masyarakat. Dari segi makanan, keseharian, tindak tanduk, ataupun semua hal yang berkaitan dengan keseharian si ibu hamil ataupun si jabang bayi. Tradisi ini amat kuat diterapkan oleh masyarakat. Beberapa mitos bahkan dipercaya sebagai amanat / pesan dari nenek moyang yang jika tidak ditaati akan menimbulkan dampak / karma yang tidak menyenangkan.
Padahal jika dinalar dengan akal sehat, diteliti dari segi medis, maupun dari segi aqidah, banyak mitos yang tidak berhubungan. Walaupun maksud dari nenek-nenek moyang semuanya adalah baik tetapi tidak semua dari nasehat atau pantangan kehamilan yang diberitahukan itu benar secara medis maupun ilmiah. Kebanyakan hanya berdasarkan mitos atau kepercayan saja daripada kenyataannya.
Pada dasarnya tujuan dari orang-orang terdahulu menciptakan mitos bermacam-macam tentang kehamilan hanyalah supaya si Ibu hamil maupun suaminya dapat menjaga kehamilan dengan baik. Tujuannya untuk menyiapkan kehamilan yang sehat. Sehingga bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Terutama yang berkaitan dengan kebiasaan, konsumsi bahan makanan, dan sebagainya.
Berikut adalah beberapa mitos / adat istiadat Jawa yang berhubungan dengan kehamilan:

Tradisi masa kehamilan :
• Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu.
Fakta: Tentu saja tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan atau pengaruh radiasi. Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan karena penyakit, gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan karena psikologis (misalnya shock, stres, pingsan). Tapi, yang perlu diingat, membunuh atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa dibenarkan.
• Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si Ibu agar janin terhindar dari marabahaya
Fakta: Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda tajam itu melukai si Ibu.
• Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan mengganggu janin.
Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah takut sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian.
Secara medis-biologis, ibu hamil tidak dianjurkan keluar malam terlalu lama, apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat disebabkan banyak mengendapkan karbon dioksida (CO2).
• Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut.
Fakta: Jelas ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga batinnya agar tidak membenci seseorang berlebihan.
• Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar siam.
Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet / kembar siam tidak dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu hamil. Jelas ini hanyalah sebuah mitos.
• “Amit-amit” adalah ungkapan yang harus diucapkan sebagai "dzikir"-nya orang hamil ketika melihat peristiwa yang menjijikkan, mengerikan, mengecewakan dan sebagainya dengan harapan janin terhindar dari kejadian tersebut.
Fakta: Secara psikologis, perilaku tersebu justru dapat berujung pada ketakutan yang tidak bermanfaat.
• Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan sesuatu, makanan atau sifat tertentu terutama di awal kehamilannya. Jika tidak dituruti maka anaknya akan mudah mengeluarkan air liur.
• Dilarang makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam kandungan gugur.
1. Fakta: Secara medis-biologis, Getah nanas muda mengandung senyawa yang dapat melunakkan daging. Tetapi buah nanas yang sudah tua atau disimpan lama akan semakin berkurang kadar getahnya. Demikian juga nanas olahan. Yang pasti nanas mengandung vitamin C (asam askorbat) dengan kadar tinggi sehingga baik untuk kesehatan.
• Jangan makan buah stroberi, karena mengakibatkan bercak-bercak pada kulit bayi.
Fakta: Tak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan buah stroberi. Yang perlu diingat, jangan makan stroberi terlalu banyak, karena bisa sakit perut. Mungkin memang bayi mengalami infeksi saat di dalam rahim atau di jalan lahir, sehingga timbul bercak-bercak pada kulitnya.
• Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis.
Fakta: Bayi yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang sedikit berbau amis darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu hamil, melainkan karena aroma (bau) cairan ketuban. Yang terbaik, tentu saja makan ikan matang. Karena kebersihannya jelas terjaga ketimbang ikan mentah.
Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau minuman dingin diyakini menyebabkan janin membesar atau membeku sehingga dikhawatirkan bayi akan sulit keluar.
Fakta: Sebenarnya, yang menyebabkan bayi besar adalah makanan yang bergizi baik dan faktor keturunan. Minum es tak dilarang, asal tak berlebihan. Karena jika terlalu banyak, ulu hati akan terasa sesak dan ini tentu membuat ibu hamil merasa tak nyaman. Lagipula segala sesuatu yang berlebihan akan selalu berdampak tak baik.
• Wanita hamil dianjurkan minum minyak kelapa (satu sendok makan per hari) menjelang kelahiran. Maksudnya agar proses persalinan berjalan lancar.
Fakta: Ini jelas tidak berkaitan. Semua unsur makanan akan dipecah dalam usus halus menjadi asam amino, glukosa, asam lemak, dan lain-lain agar mudah diserap oleh usus.
2. Upacara Adat Masa Kehamilan
1. Upacara Mengandung Empat Bulan

Dulu Masyarakat Jawa Barat apabila seorang perempuan baru mengandung 2 atau 3 bulan belum disebut hamil, masih disebut mengidam. Setelah lewat 3 bulan barulah disebut hamil. Upacara mengandung Tiga Bulan dan Lima Bulan dilakukan sebagai pemberitahuan kepada tetangga dan kerabat bahwa perempuan itu sudah betul-betul hamil.
Namun sekarang kecenderungan orang-orang melaksanakan upacara pada saat kehamilan menginjank empat bulan, karena pada usia kehamilan empat bulan itulah saat ditiupkannya roh pada jabang bayi oleh Allah SWT. Biasanya pelaksanaan upacara Mengandung empat Bulan ini mengundang pengajian untuk membacakan do’a selamat, biasanya doa nurbuat dan doa lainnya agar bayinya mulus, sempurna, sehat, dan selamat.
2. Upacara Mengandung Tujuh Bulan/Tingkeban

Upacara Tingkeban adalah upacara yang diselenggarakan pada saat seorang ibu mengandung 7 bulan. Hal itu dilaksanakan agar bayi yang di dalam kandungan dan ibu yang melahirkan akan selamat. Tingkeban berasal dari kata tingkeb artinya tutup, maksudnya si ibu yang sedang mengandung tujuh bulan tidak boleh bercampur dengan suaminya sampai empat puluh hari sesudah persalinan, dan jangan bekerja terlalu berat karena bayi yang dikandung sudah besar, hal ini untuk menghindari dari sesuatu yang tidak diinginkan. Di dalam upacara ini biasa diadakan pengajian biasanya membaca ayat-ayat Al-Quran surat Yusuf, surat Lukman dan surat Maryam.
Di samping itu dipersiapkan pula peralatan untuk upacara memandikan ibu hamil , dan yang utama adalah rujak kanistren yang terdiri dari 7 macam buah-buahan. Ibu yang sedang hamil tadi dimandikan oleh 7 orang keluarga dekat yang dipimpin seorang paraji secara bergantian dengan menggunakan 7 lembar kain batik yang dipakai bergantian setiap guyuran dan dimandikan dengan air kembang 7 rupa. Pada guyuran ketujuh dimasukan belut sampai mengena pada perut si ibu hamil, hal ini dimaksudkan agar bayi yang akan dilahirkan dapat berjalan lancar (licin seperti belut). Bersamaan dengan jatuhnya belut, kelapa gading yang telah digambari tokoh wayang oleh suaminya dibelah dengan golok. Hal ini dimaksudkan agar bayi yang dikandung dan orang tuanya dapat berbuat baik lahir dan batin, seperti keadaan kelapa gading warnanya elok, bila dibelah airnya bersih dan manis. Itulah perumpamaan yang diharapkan bagi bayi yang dikandung supaya mendapatkan keselamatan dunia-akhirat.
Sesudah selesai dimandikan biasanya ibu hamil didandani dibawa menuju ke tempat rujak kanistren tadi yang sudah dipersiapkan. Kemudian sang ibu menjual rujak itu kepada anak-anak dan para tamu yang hadir dalam upacara itu, dan mereka membelinya dengan menggunakan talawengkar, yaitu genteng yang sudah dibentuk bundar seperti koin. Sementara si ibu hamil menjual rujak, suaminya membuang sisa peralatan mandi seperti air sisa dalam jajambaran, belut, bunga, dsb. Semuanya itu harus dibuang di jalan simpang empat atau simpang tiga. Setelah rujak kanistren habis terjual selesailah serangkaian upacara adat tingkeban.
3. Upacara Mengandung Sembilan Bulan

Upacara sembuilan bulan dilaksanakan setelah usia kandungan masuk sembilan bulan. Dalam upacara ini diadakan pengajian dengan maksud agar bayi yang dikandung cepat lahir dengan selamat karena sudah waktunya lahir. Dalam upacara ini dibuar bubur lolos, sebagai simbul dari upacara ini yaitu supaya mendapat kemudahan waktu melahirkan, lolos. Bubur lolos ini biasanya dibagikan beserta nasi tumpeng atau makanan lainnya.
4. Upacara Reuneuh Mundingeun

Upacara Reuneuh Mundingeun dilaksanakan apabila perempuan yang mengandung lebih dari sembilan bulan,bahkan ada yang sampai 12 bulan tetapi belum melahirkan juga, perempuan yang hamil itu disebut Reuneuh Mundingeun, seperti munding atau kerbau yang bunting. Upacara ini diselenggarakan agar perempuan yang hamil tua itu segera melahirkan jangan seperti kerbau, dan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Pada pelaksanaannya leher perempuan itu dikalungi kolotok dan dituntun oleh indung beurang sambil membaca doa dibawa ke kandang kerbau. Kalau tidak ada kandang kerbau, cukup dengan mengelilingi rumah sebanyak tujuh kali. Perempuan yang hamil itu harus berbuat seperti kerbau dan menirukan bunyi kerbau sambil dituntun dan diiringkan oleh anak-anak yang memegang cambuk. Setelah mengelilingi kandang kerbau atau rumah, kemudian oleh indung beurang dimandikan dan disuruh masuk ke dalam rumah. Di kota pelaksanaan upacara ini sudah jarang dilaksanakan.
5. Adat budaya
a. Masyarakat batak :
Bila ada bayi lahir dirumah sendiri, si ayah akan langsung membelah kayu dengan suara yang sangat keras dan akan membuka jendela dapur lbar-lebar dengan tujuan kayu yang tadi dibelah lalu dibakar supaya asapnya membumbung tinggi. Ini menjadi pertanda bahwa di rumah tersebut ada sebuah kehidupan baru
b. Agama lain
Adat atau budaya agama lain hampir sama atau serupa dengan agama islam tergantung lingkungan agama tersebut misalnya agama selain islam juga mengadakan syukuran bila kehamilan telah mencapai usia 4 bulan atau 7 bulan. Hanya saja bila dalam islam acara tasyakuran diisi dengan bacaat do’a-do’a yang ada dalam al-qur’an, agama lain dibacakan do’a-do’a menurut kepercayaan mereka
B. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial adalah lingkungan dimana ibu tinggal yang didalamnya meliputi anggota masyarakat beserta kegiatan yang terjadi didalamnya. Misalnya gaya hidup lingkungan keluarga. Lebih jelasnya ialah :
1. Gaya hidup
Gaya hidup adalah pola kegiatan masyarakat yang terjadi di lingkungan masyarakat. Gaya hidup masyarakat sekarang terutama didaerah perkotaan yang serba sibuk dan terburu-buru yang telah terjadi sekarang akan memperbesar kemungkinan bahkan kadang-kadang menyebabkan secara langsung aspek kehamilan yang sangat mengganggu si ibu. Aspek yang mengganggu itu seperti mual muntah, keletihan yang dapat membuat si ibu letih dan tentu saja sangat mengganggu kegiatan dan aktivitas si ibu.
a. Perokok
Merokok adalah suatu kegiatan yang akan sangat merugikan bagi ibu. Merokok akan mengganggu pertumbuhan janin dan dapat menurunkan BL. Selain dapat menurunkan BB bayi dalam kandungan karena terganggu perkembangan dan pertumbuhannya, merokok juga dapat menjadikan persalinan preeferm, dan kematian perinatal. Faktor lingkungan yang mendukung akan dan paling tidak menurunkan kebiasaan merokok.
2. Dukungan dari suami dan keluarga
Dukungan dari keluarga amat penting untuk kestabilan psikis ibu. Terutama dukungan dari suami. Dukungan yang ibu perlukan tidak hanya dari suami, hendaknya dari keluarga dan lingkungan sekitar ibu hamil. Karena bila tidak ada dukungan ibu akan merasa stress dan stress tersebut dapat mengganggu kesehatan ibu dan mengganggu perkembangan janin.
3. Fasilitas Kesehatan.
Pemanfaatan pelayanan antenatal care dan sejumlah ibu hamil di Indonesia belum .sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang di tetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam melekukan pembinaan pemeliharaan kesehatan ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor resiko kehamilan yang penting segera di tangani. Kurangnya pemanfaatan antenatal care oleh ibu hamil ini berhubungan dengan faktor-faktor :
A. Predis posisi (predis porsing factors)
Terwujud dalam pendidikan jumlah anak, pendidikan suami, sikap, umur, pekerjaan, pendataan, pengetahuan ibu hamil dan sebagaimnya.
B. Pemungkin atau pendukung (enabling factors)
Terwujud dalam jarak fisik lokasi, biaya antenatal care, fasilitas pelayanan antenatal care, waktu tunggu dan sebagainya.
C. Penguat (reinforcing factors )
terwujud dalam perilaku petugas pelayanan antenatal care, sikap petugas pelayanan antenatal care, sikap tokoh masyarakat.
Dampak dari kurangnya pembinaan pemeliharaan kesehatan ibu hamil akan menimbulkan kerugian tidak saja pada ibu hamil itu sendiri tetapi juga pengaruh buruk bagi anak yang akan dilahirkan
Penyebab kematian ibu di Indonesia antara lain :
1. Perdarahan
2. Infeksi dan eklamsia
3. Anemia
4. Terlalu muda atau tua,sering dan banyak
Macam-macap fasilitas kesehatan :
A. PUSKESMAS
Puskesmas adalah pusat kesehatan masyarakat yang bertempat di kecamatan dimaksudkan sebagai pengganti keberadaan rumah sakit dan klinik2 kesehatan yang bertanggung jawab atas kesehatan rakyat.
puskesmas adalah juga instansi pemerintah yang wajib bertanggung jawab atas kesejahteraan kesehatan masyarakat terutama ibu dan anak di setiap kecamatannya, terlebih lagi pada daerah-daerah pedalaman yang sulit untuk menjangkau rumah sakit dikarenakan akses trhadap infrastruktur desa yang masih sangat kurang.

Tujuan:
• sebagai sarana bertukar informasi mengenai perkembangan dan kondisi puskesmas
• meningkatkan motivasi dalam pengembangan puskesmas
• membangun semangat kerjasama dalam membangun kesehatan masyarakat indonesia.

Sasaran pelayanan di klinik keperawatan adalah kasus-kasus yang memerlukan asuhan keperawatan yang terdiri dari :
1. Sasaran prioritas
Sasaran prioritas individu adalah usia lanjut, penderita penyakit menular (a.l TB
Paru, Kusta, Malaria, Demam Berdarah, Diare, Ispa,/Penumonia), penderita
penyakit degeneratif. Sasaran prioritas ini kemudian akan dilakukan tindak lanjut
dengan kunjungan rumah untuk mengurangi potensi penyebaran penyakit,
ketidak teraturan minum obat, dan meminimalkan bertambah buruknya kondisi
pasien karena faktor lain di lingkungan tempat tinggal.

2. Sasaran non prioritas
Adalah sasaran yang perlu mendapatkan asuhan keperawatan sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari pelayanan pengobatan ataupun pelayanan kesehatan
lainnya. Antara lain : jahit luka, perawatan luka, ganti balutan, kontrol pasca
operasi, perawatan luka bakar, pembersihan kotoran ditelinga, circumcisi/kithan,
pemasangan kateter, pemeriksaan rekam jantung, oksigenasi, dan tindakan lain
sesuai dengan ketersediaan sarana di masing-masing Puskesmas.
Masyarakat golongan ekonomi lemah selalu diidentikkan dengan kelompok orang miskin. Pengidentifikasian ini didasarkan pada rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan, rendahnya tingkat kesehatan, rendahnya tingkat produktivitas dan minimnya permodalan menjadi faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya daya tabung dan juga rendahnya posisi tawar dengan pihak luar. Masing-masing seperti mata rantai yang membentuk lingkaran kemiskinan yang tidak berujung pangkal, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan pendapatan per kapita. Kondisi ini yang melatarbelakangi Yayasan Indonesia Sejahtera (YIS) berperan serta dalam membantu meningkatkan kemampuan golongan ekonomi lemah dalam memanfaatkan sumber-sumber keuangan dan potensi sumber daya yang ada sebagai upaya peningkatan pendapatan masyarakat. Penekanan masyarakat miskin sebagai subyek bukan obyek menjadikan mereka mampu mengidentifikasi permasalahannya sendiri dan mencari alternatif pemecahannya dengan menggali sumber-sumber daya yang mereka miliki.

Lewat Program Kredit Pedesaan yang telah dirintis sejak tahun 1984, YIS mencoba mengembangkan pola pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi untuk memutus lingkaran kemiskinan terutama dari sisi permodalan. Masyarakat desa mempunyai keterbatasan dalam mengakses sumber-sumber dana dari lembaga perbankan yang bisa dimanfaatkan. Suku bunga bank yang masih tinggi, Sistem dan prosedur yang berbelit-belit, waktu pencairan kredit terlalu lama dan biaya pelayanan yang harus ditanggung bank akan menjadi mahal karena sulitnya menjangkau masyarakat di pedesaan.
Program dilaksanakan dengan pendekatan kelompok melalui pembentukan Kelompok-kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan pendampingan menyeluruh, baik manajemen keuangan maupun organisasi. Berbagai model pendampingan terus dikembangkan seperti Grameen Bank dan bentuk-bentuk lain pendampingan, selain kerjasama dengan beberapa institusi pemerintah untuk mempercepat proses pemberdayaan.
Berbekal pengalaman yang dimiliki, YIS telah terlibat dengan beberapa kegiatan seperti Program Jaringan Pengaman Sosial (JPS), Proyek Hubungan Bank dengan KSM (PHBK), bekerjasama dengan Bank Indonesia dan Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP).
Dalam perjalanannya kemudian, selain membantu dalam penyediaan modal - bekerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan, Program Pengembangan Ekonomi Rakyat ini juga dikembangkan menjadi program pengembangan ekonomi yang komprehensif, dengan memberikan konsultasi dalam analisa usaha, manajemen organisasi usaha, permodalan produksi, manajemen keuangan sampai pemasaran.

PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan merupakan salah satu elemen yang sangat penting misalnya dalam sistem informasi penanggulangan TBC. Untuk itu pencatatan & pelaporan perlu dibakukan berdasar klasifikasi dan tipe penderita. Semua unit pelaksana program penanggulangan TBC harus melaksanakan suatu sistem pencatatan dan pelaporan yang baku.

Formulir pencatatan dan laporan yang digunakan dalam penanggulangan TBC Nasional adalah:
TB 1. Kartu pengobatan TB
TB 2. Kartu identitas penderita
TB 3. Register TB kabupaten
TB 4. Register Laboratorium TB
TB 5. Formulir permohonan laboratorium TB untuk pemeriksaan dahak
TB 6. Daftar tersangka penderita (suspek) yang diperiksa dahak SPS
TB 7. Laporan Triwulan Penemuan Penderita Baru dan Kambuh
TB 8. Laporan Triwulan Hasil Pengobatan Penderita TB Paru yang terdaftar 12 - 15
bulan lalu
TB 9. Formulir rujukan/pindah penderita
TB 10. Formulir hasil akhir pengobatan dari penderita TB pindahan
TB 11. Laporan Triwulan Hasil Pemeriksaan Dahak Akhir Tahap Intensif untuk
penderita terdaftar 3 - 6 bulan lalu
TB 12. Formulir Pengiriman Sediaan Untuk Cross Check
TB 13. Laporan Penerimaan dan Pemakaian OAT di kabupaten
Disamping formulir tersebut diatas terdapat formulir sebagai berikut:
Rekapitulasi TB.07 kabupaten / kota ( blok 1 & blok 2 )
Rekapitulasi TB.08 kabupaten / kota (Penderita Baru BTA positif, Penderita Kambuh
dan Penderita Baru BTA negatif Röntgen positif)
Rekapitulasi TB.12 kabupaten / kota dan propinsi
Rekapitulasi TB.11 Per kabupaten / kota dan propinsi (Penderita Baru BTA Positif,
Penderita Kambuh, dan Gagal).
Rekapitulasi TB.13 propinsi.
Pencatatan dan pelaporan pada masing-masing tingkat pelaksana.

PENCATATAN DI UNIT PELAYANAN KESEHATAN
UPK misalnya Puskesmas, Rumah Sakit, BP4, klinik dan dokter praktek swasta dalam melaksanakan pencatatan dapat menggunakan formulir sebagai berikut:
1.1.Daftar tersangka penderita (suspek) yang diperiksa dahak SPS (TB.06),
1.2.Formulir permohonan laboratorium TB untuk pemeriksaan dahak (TB.05),
1.3.Kartu pengobatan TB (TB.01),
1.4.Kartu identitas penderita (TB.02),
1.5.Formulir rujukan/pindah penderita (TB.09)
1.6.Formulir hasil akhir pengobatan dari penderita TB pindahan (TB.10).
UPK diharuskan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilaksanaÂkan dan tidak diwajibkan membuat laporan.
Petugas kabupaten/kota akan mengambil data yang dibutuhkan dan mengisi dalam buku Register TB Kabupaten (Form TB.03) sebagai bahan laporan yang pelakÂsanaannya dilakukan secara rutin.
UPK yang banyak penderitanya, misalnya rumah sakit, dapat menggunakan buku pencatatan seperti Buku Register TB Kabupaten (TB.03), tetapi untuk nomor register diisi sesuai dengan nomor register yang diberikan oleh kabuÂpaten / kota.

PENCATATAN DI LABORATORIUM PRM / PPM / RS / BP4
Laboratorium yang melakukan pewarnaan dan pembacaan sedian dahak BTA menggunakan formulir pencatatan sebagai berikut:
Register Laboratorium TB (Formulir TB.04)
Formulir Permohonan Laboratorium TB Untuk Pemeriksaan Dahak (TB.05) bagiÂan bawah (mengisi hasil pemeriksaan
PENCATATAN DAN PELAPORAN DI KABUPATEN / KOTA

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menggunakan formulir pencatatan dan pelaporan sebagai berikut:
Register TB kabupaten (Formulir TB.03)
Laporan Triwulan Penemuan Penderita Baru dan Kambuh (Formulir TB.07)
Laporan Triwulan Hasil Pengobatan (Formulir TB.08)
Laporan Triwulan Hasil Konversi Dahak Akhir Tahap Intensif (Formulir TB.11)
Formulir Pemeriksaan Sediaan untuk Cross Check (Formulir TB.12)
Rekapitulasi TB.12 kabupaten (Analisis Hasil Cross Check kabupaten)
Laporan Penerimaan dan Pemakaian OAT di daerah Kabupaten/Kota (Formulir TB.13)

PENCATATAN DAN PELAPORAN DI PROPINSI
Propinsi menggunakan formulir pencatatan dan pelaporan sebagai berikut:
Rekapitulasi TB.07 blok 1 per kabupaten/ kota.
Rekapitulasi TB.07 blok 2 per kabupaten/ kota.
Rekapitulasi TB.08 yang dibuat tersendiri untuk tiap tipe penderita per kabupaten/ kota.
Rekapitulasi TB.11 yang dibuat tersendiri untuk tiap tipe penderita per kabupaten/ kota.
Rekapitulasi TB.12 propinsi (Rekapitulasi Analisis Hasil Cross Check propinsi) per kabupaten/ kota

B. Rumah sakit
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang parmanen menyelenggarakan pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.


Tujuan Pelayanan
Mengabdi sesama yang menderita dan sakit, agar nama Tuhan semakin dimuliakan dengan:
Mengantar masyarakat mencapai status kesehatan yang optimal melalui pendekatan layanan holistik [menyeluruh] yang meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, spiritual and intelektual.
Menciptakan budaya kerja yang dipenuhi buah penghayatan iman sejati guna mewujudkan pengabdian yang penuh kasih, saling menghargai, membela hak hidup setiap insan, dan sekaligus mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruh karyawan secara wajar.
Mengupayakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran bagi seluruh lapisan masyarakat.

Tipe rumah sakit di Indonesia terdiri dari :
1. Rumah sakit umum
2. Rumah sakit terspesialisasi
3. Rumah sakit penelitian atau pendidikan
4. Rumah sakit lembaga atau perusahaan
5. Klinik
Perubahan kelas rumah sakit dapat saja terjadi sehubungan dengan turunnya kinerja rumah sakit yang ditetapkan oleh menteri kesehatan Indonesia, melalui keputusan Dirjen Pelayanan Medik.

Sasaran pelayanan / macam-macam pelayanan yang diberikan :
1. Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis
2. Pelaksanaan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis
3. Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman
4. Melaksanakan pelayanan medis khusus
5. Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan
6. Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi
7. Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial
8. Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan
9. Melaksanakan pelayanan penyuluhan rawat jalan
Atau rawat darurat dan rawat tinggal.

C. Faktor ekonomi
Aspek financial ini potensial menjadi masalah, misalnya ibu hamil yang suminya belum bekerja atau berhenti kerja ataupun yang penghasilannya kurang otomatis, ibu akan mencoba membantu mengurangi beban suami dengan bekerja ini tentu sangat beresiko bagi ibu yang sedang hamil, karena bagi ibu yang kandungannya tergolong lemah akan mudah abortus dan tentunya itu sangat merugikan bagi ibu.
Ada pula bila ibu tinggal ditempat yang kumuh, dan rumah kontrakan yang sempit. Keadaan ini sangat tidak nyaman bagi ibu, dan pada akhirnya akan membuat ibu stress dan tergaggu psikisnya.
Keadaan ibu hamil yang ada pada posisi :
1. Ekonomi bawah
2. Ekonomi tengah
3. Ekonomi atas
Meliputi kondisi kesehatan, frekuensi ANC, tempat periksa,dan asupan nutrisi selama hamil ialah sebagai berikut :
a) Ibu hamil dari ekonomi bawah
Kondisi kesehatan ibu hamil dari ekonomi bawah biasanya kurang. Ini bisa disebabkan karena kurangnya fasilitas kesehatan yang tersedia atau karena kurangnya dana bagi ibu dan bisa juga karena kurangnya pengetahuan si ibu untuk menjaga kesehatannya. Frekuensi ANC bagi ibu hamil yang berasal dari ekonomi bawah ini, jarang atau bahkan tidak memeriksakan kehamilannya karena keterbatasan dana, dan pengetahuan ibu untuk memeriksakan kondisi kehamilannya. Ibu mungkin akan berkunjung ke rumah bidan untuk memeriksakan kondisi kehamilanya bila merasakan adanya hal yang tidak beres pada kehamilannya. Asupan nutrisi ibu hamil ini tentunya kurang karena janin yang ada di kandungan membutuhkan banyak sekali nutrisi sdangkan untuk makan pun hanya bisa satu kali sehari.
b) Ibu hamil dari ekonomi menengah
Kondisi kesehatan ibu hamil dari ekonomi menengah umumnya cukup. Ini disebabkan karena baik dari fasilitas kesehatan yang tersedia atau karena dana bagi ibu yang memadai bgi iu untuk memeriksakan kehamilannya dan bisa juga karena ibu berpengetahuan untuk menjaga kesehatannya. Frekuensi ANC bagi ibu hamil yang berasal dari ekonomi menengah ini, cukup rutin setiap trimesternya untuk memeriksakan kondisi kehamilannya. Biasanya si ibu akn memeriksakan kehamilannya di bidan. Asupan nutrisi ibu hamil ini cukup bagi janin yang ada di kandungan, janin membutuhkan banyak sekali nutrisi. Ibu akan berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhan nutrisi bagi janinnya karena dengan terpenuhinya nutrisi janin, janin akan berkembang maksimal.
c) Ibu hamil dari ekonomi atas
Kondisi kesehatan ibu hamil dari ekonomi atas umumnya baik. Ini disebabkan karena baik dari fasilitas kesehatan yang tersedia atau dana bagi ibu yang memadai bagi ibu untuk memeriksakan kehamilannya dan karena ibu berpengetahuan untuk menjaga kesehatannya. Frekuensi ANC bagi ibu hamil yang berasal dari ekonomi atas ini, rutin setiap trimesternya untuk memeriksakan kondisi kehamilannya. Ibu akan memeriksakan kondisi kehamilannya ke bidan atau dokter spesialis kandungan. Asupan nutrisi ibu hamil ini cukup bagi janin yang ada di kandungan, janin membutuhkan banyak sekali nutrisi. Ibu akan berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhan nutrisi bagi janinnya karena dengan terpenuhinya nutrisi janin, janin akan berkembang maksimal. Selain asupan nutrisi, ibu hamil dari ekonomi atas ini juga melakukan senam hamil untuk menjaga kehamilannya baik dan berharap nantinya saat persalinan akan mudah.
BAB IV
Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa,baik fartor sosial, budaya ataupun ekonomi sangat berpengaruh pada kedaan ibu hamil. Sedikit saja dari kondisi-kondisi tertetu misalnya, faktor financial yang idak mendukung bisa membuat gangguan pada psikis ibu hamil. Si ibu akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan diri dan bayinya sebisa mungkin dengan bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.
factor sosial juga berpengaruh pada kondisi ibu, karena bila dar kalangan lingkungan tidak mendukung, si ibu akan merasa ia terkucilkan dan mengakibatkan si ibu stress.
























BAB V
DAFTAR PUSTAKA

a. WWW.google.com
b. WWW.harunyahya.com/0761.htm1
c. infobidanfitri.blogspot.com/20/09/03